Eramuslim.com – BERKALI-kali Prabowo Subiyanto, pensiunan Jenderal Bintang Tiga Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, dalam kampanye capres-cawapres tahun 2019 kali ini, cukup sering mengungkapkan pandangannya tentang persoalan bangsa tercinta ini.
Bangsa ini, kalau bisa disederhanakan, dalam pandangannya mengalami kemerosotan kualitas, hampir pada setiap aspek kehidupan. Pendidikan, kesehatan, pendapatan, lapangan kerja, sumberdaya alam, ekonomi, hukum dan lainnya, teridentifikasi mengandung masalah. Tetapi apakah masalah-masalah ini merupakan masalah dasar, terbesar? Terlihat dalam pandangannya, tidak. Masalah terbesar, sejauh yang terlihat dari pandangannya adalah komitmen membangun secara benar.
Pemimpin
Prabowo, karena itu, sebenarnya hendak bicara tentang pemimpin, setidak-tidaknya kepemimpinan pemimpin. Harus diakui sejarah akan mengarahkan siapapun yang hendak bicara kemajuan atau keterbelakangan sebuah bangsa, dengan menunjuk, secara tak terbantahkan, pada pemimpin sebagai figur yang menjadi penyebab utamanya.
Tidak harus menyandang gelar “prinsipes civitatis” orang pertama dalam negara itu, karena kedudukan dan tanggung jawabnya, tetapi pemimpin selalu begitu, menjadi orang pertama di negara itu yang harus dimintai tanggung jawab atas soal-soal, besar dan kecil, yang terjadi dalam negaranya. Inilah yang dicatat dalam sejarah.