PKI Berkata: Awas Agama Arab

Oleh Ridwan Saidi, Budayawan

 

AKIBAT terjadi pemberontakan  PKI di Madiun tahun 1948, kegiatan PKI dibekukan KSAP Jenderal TB Simatupang.

Pada tahun 1952 kegiatan PKI pulih kembali setelah tokoh- tokoh PKI: Ketua CC Tan Ling Djie, lalu MH Lukman, MH itu Muhamad, Nyoto, dan DN Aidit bertemu Presiden Sukarno di Istana.

DN akronim Djafar Naim Aidit sudah dipakai sejak ia masuk Hogere Burgelijkschool di Bandung.

Masih di jaman Tan Ling Djie, PKI keluarkan seruan pada tahun 1953 agar awas terhadap Islam agama Arab.

Islamophobia memang bukan hal yang baru.

Melihat agresivitas PKI terhadap Islam, tokoh GPII Gerakan Pemuda Islam Indonesia Firdaus Ahmad Naquib, atau Firdaus AN, memprakarsai  penerbitan brosur Anti Komunis pada tahun 1954. Kemudian setelah pemilu 1955 menjadi tabloid, lihat foto atas.

Media Anti Komunis menggelisahkan PKI. Baru dalam kasus ini DN Aidit bereaksi dungu. Kami ‘kan tidak terbitkan media Anti Masyumi. Langsung Firdaus  AN jawab, media kami bukan anti PKI saja, tapi Anti Komunis.

Semangat perlawanan terhadap komunis akhirnya memunculkan Front Anti Komunis dengan tokoh KH Isa Anshari. Gerakan-gerakan ini surut memasuki tahun 1959. Isu politik bermacam-macam ada gerakan daerah, ada gerakan anti Nekolim.

PKI semakin kuat apalagi setelah Masyumi, PSI, menyusul Murba dibubarkan. Seandainya pada tahun 1960-1964 digelar pemilu banyak yang memprakira PKI bakal menang. Bung Karno nenyadari itu, karenanya tak pernah dalam narasinya sejak 1959 BK menyebut diksi pemilu. [FNN]