Pilkada 2018: Peringatan Dini Untuk Prabowo

Eramuslim.com – Dari hasil Pilkada Serentak di 5 wilayah utama: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan terlihat skema Pilkada DKI Jakarta tidak berefek, karena Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya menang di Sumatera Utara. Jika dianalisa, ini pun lebih kepada faktor personal Edy Rahmayadi sebagai TNI (Pangkostrad) dan putra asli Sumatera Utara yang berasal dari etnis Melayu. Edy Rahmayadi – Musa Rajeksah (ERAMAS) memenangkan Pilkada Sumatera Utara 2018 versi Quick Count (hitung cepat) rata-rata 56% dibanding Djarot Saiful Hidayat – Sihar Sitorus (DJOSS) yang didukung oleh PDI Perjuangan (PDIP), dimana Djarot bukan putra asli daerah, dan Sihar Sitorus yang non muslim.

Lima wilayah tadi merupakan 65% kantong suara dari 196 juta jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan sangat menentukan pada Pilpres 2019.

Hasil keseluruhan versi Quick Count (QC) skema Partai Gerindra, PKS, dan Partai Amanat Nasional (PAN) menang di Kalimantan Timur (Isran Noor – Hadi Mulyadi). Sementara PKS di Kalimantan Barat (Sutarmidji – Ria Norsan) dan Nusa Tenggara Barat (Zulkiflimansyah – Sitti Rohmi Djalilah). Koalisi gado-gado (non ideologis) di Maluku (Gerindra, PDIP, dan PAN) dimenangkan Murad Ismail mantan Danko Brimob POLRI – Barnabas N. Orno.

Namun sebagai catatan, kontribusi Partai Gerindra, PKS, dan PAN juga besar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan Sumatera Utara yang kondisinya mirip dengan skema Pilkada DKI Jakarta. Bedanya, Partai Golkar mendukung ERAMAS (Edy Rahmayadi – Musa Rajeksah).