Eramuslim.com – Hari Kamis Malam, 9 Agustus 2018 ini Capres Jokowi telah putuskan Ma’ruf Amin jadi Wacapres Jokowi utk Pilpres 2019. Sebagian besar pengamat, peramal dan komentator Pilpres 2019 keliru dan salah memprediksi siapa tokoh yang akan diputuskan Jokowi sebagai Pendampingnya. Nama keluar dari mulut Jokowi ternyata Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin.
Setelah putusan Jokowi ini, apakah elektabilitas (keterpilihan) Jokowi di mata publik akan meningkat atau justru menurun?
Pertanyaan ini menarik untuk dijawab agar kita dapat memahami, apakah pilihan Jokowi ini bermanfaat atau berpengaruh signifikan bagi upaya politik mempertahankan kekuasaan negara sebagai Presiden RI.
Prediksi saya, setelah deklarasi Pasangan Capres dan Wacapres, Jokowi-Ma’ruf, 9 Agustus lalu, tingkat elektabilitas Jokowi takkan meningkat, bahkan bisa terus merosot. Selama ini elektabilitas Jokowi hasil survei beberapa lembaga opini publik baik dukung atau tidak terhadap Jokowi, rata-rata terus merosot. Awal Jokowi berkuasa, elektabilitas Jokowi 54 %, setahun kemudian 50 %, terus terjun bebas menjelang 4 tahun berkuasa, yakni di bawah 40 % atau sekitar 35 %. Tragis, meski 7 Parpol peserta Pemilu 2014 (PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem, PPP, PKB dan PKPI) resmi mendukung atau berkoalisi terhadap Rezim Jokowi dan dapat kekuasaan negara, tetapi tetap saja elektabilitas Jokowi merosot terus. Untuk bertahan saja tidak mampu dilalukan. Hanya Litbang Kompas satu-satunya klaim, elektabilitas Jokowi menaik lebih 50 %.
Kembali pada pertanyaan pokok di atas, pilihan Ma’ruf sbg Wacapres Jokowi dan didukung 9 Parpol (bertambah 2 Parpol non peserta Pemilu 2014) beragam aliran politik, takkan mempengaruhi signifikan kenaikan elektabilitas Jokowi ke depan di mata publik. Ada beberapa alasan: