“Perselingkuhan” itu Bikin Sunyi Gedung “Wakil Rakyat”

Eramuslim.com – Akhir-akhir ini publik bertanya tanya mengenai kondisi gedung DPR dan penghuninya yang cenderung sunyi tidak seperti biasanya. Kesunyian itu tidak semata-mata karena dampak wabah pandemi virus corona tapi ada hal lain yang membuat gedung dewan kurang bergairah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

Munculnya suara-suara bahwa wakil rakyat tidak peka terhadap aspirasi rakyat yang diwakilinya sudah sering kita mendengarnya. Demikian juga keberadaan anggota dewan yang dinilai  seperti antara ada dan tiada sudah banyak pula terdengar di sosial media. Mereka merasa seperti tidak punya wakil untuk memperjuangkan segala keluh kesahnya.

Mengapa gedung dewan itu  cenderung sunyi tidak terdengar lagi suaranya ?. Pada hal bukankan banyak peristiwa dalam kehidupan berbangsa  dan bernegara yang membuat anggota dewan itu seharusnya bersuara ?. Apakah ini semua sebagai pertanda bahwa  kehidupan demokrasi telah menemui ajalnya ?

Wajar Mereka Bertanya

Sesuai namanya, Dewan Perwakilan Rakyat, sudah barang tentu keberadaan mereka adalah representasi rakyat yang diwakilinya. Mereka para wakil rakyat itu adalah seseorang yang terpilih secara demokratis dalam sebuah pemilu yang diikutinya. Wakil rakyat ini mengemban tugas yang sangat penting dan mulia yaitu menjadi penyalur dari aspirasi rakyat  untuk diperjuangkan sebagaimana mestinya

Namun harapan dari masyarakat memang tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang ada. Terutama yang terjadi akhir akhir ini dimana anggota DPR dinilai kurang peka dan tidak aspiratif menyikapi permasalahan yang saat ini membelit bangsa.

Dilihat dari sisi fungsi legislasi beberapa peraturan perundang undangan telah dibahas selama masa pendemi hasil kerjasama DPR dengan Pemerintah yang sekang berkuasa. Diantara Undang Undang itu pembentukannya dinilai cacat hukum baik dilihat dari aspek formil maupun materiilnya.