Pernikahan Kaesang dan Derita Korban Gempa Cianjur

Oleh: Abdullah Hehamahua

Pagi tadi sampai siang, 11 Desember, boleh dibilang, seluruh teve mainstream menyiarkan secara langsung arak-arakan pengantin baru. Ada 11 kereta kencana yang membawa keluarga pengantin. Mereka adalah Kaesang Pangerap dan Erine Sofia Gudono. Pernikahannya kemarin.

Ia dilakukan di hotel bintang lima, Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.

Jokowi kali ini bukan sebagai presiden.

Beliau lebih tepat sebagai kaisar.

Mirip kaisar Sambo dengan Satgasusnya di mana konon Kapolri pun ragu-ragu untuk menangkapnya. Jokowi sebagai kaisar karena para Menteri menjadi panitia pelaksanaan acara. Padahal, acara tersebut tidak ada kaitannya dengan tupoksi Menteri. Menteri Hukum dan HAM perlu mengajukan RUU tentang protokoler kepresiden ke DPR. Salah satu pasalnya menetapkan: Setiap kegiatan pribadi presiden, para Menteri harus menjadi Panitia Pelaksana.

Derita Cianjur

Senin, 21 November 2022, ba’da dzuhur, rumahku di bilangan Depok, bergegar. Agak kuat. Sekitar 20 detik. Rupanya, terjadi gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Korban meninggal, 334 orang. Masih ada 8 orang yang dinyatakan hilang. Kerugian material menurut BPBD Cianjur, ada 2.834 rumah, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan, 10 kantor dan gedung, 5 fasilitas kesehatan, serta 1 kios mengalami kerusakan. Ada juga dua jembatan dan dua titik jalan yang terdampak. Risiko ekonomi akibat gempa mencapai Rp1.601 triliun. Namun, potensi kerugian yang dapat diklaim ke asuransi sebesar Rp.38,5 triliun.

Jokowi mengunjungi tenda pengungsi di lokasi bencana, 22 November.

Satu langkah positif. Jokowi, seperti biasa, di depan kamera, menyerahkan bantuan sembako. Bahkan, menyerahkan nasi kotak ke pengungsi.

“Nanti dibantu Rp.50 juta yang (kerusakannya) berat, yang sedang Rp.25 juta, yang ringan Rp10 juta, ya. Nanti kalau sudah, gempanya sudah tenang, ya, dimulai pembangunan rumah, ya,” ucap Jokowi dengan raut wajah yang khas, “ndeso” Semoga tidak seperti penyerahan sertifikat tanah yang kemudian ditarik kembali.

Perilaku Jokowi di tenda pengungsi korban gempa Cianjur itu, tidak tergambar dalam acara pernikahan putra bungsunya. Bahkan, kontradiksi ribuan derajat. Sebab, biaya sewa hotel khusus untuk acara ijab kabul saja, setidaknya menghabiskan Rp 85.600.000 hingga Rp 114.700.000.

Sejatinya, bukan soal mewah atau bukan. Bukan juga masalah mahal atau tidak. Sebab, katakanlah, biaya sewa hotel tersebut, satu milyar rupiah.

Hal itu tidak merupakan masalah bagi Jokowi dan Kaesang. Ini karena, kekayaan Jokowi yang dilaporkan ke KPK, terakhir, Rp.71.471.446.189. Kekayaan itu antara lain berasal dari gaji dan tunjangan sebagai Presiden sebesar Rp. 62.740.000/bulan.

Kaesang sendiri konon punya kekayaan, Rp. 63 miliar.

Sebab, dia seorang Pengusaha.

Tidak tanggung-tanggung Ada 13 perusahaan miliknya.

Ada yang berkaitan dengan makanan dan minuman (pisang, roti bakar, kopi, susu, cemilan), kaos berlogo cebong, pelatihan programming dan IT, ternak ikan lele, kartu permainan mirip monopoli, aplikasi khas makanan rumahan, dan konsultan lapangan kerja. Cabang perusahaannya ada di Solo, Yogya, Semarang, Jakarta, dan beberapa kota di Indonesia.

Dua masalah yang muncul dalam benak anggota masyarakat pedalaman.

Pertama, bagaimana Kaesang yang masih 30 tahun, memiliki 13 perusahaan dan kekayaan sebesar 63 miliar rupiah.? Kaesang mulai berbisnis pada tahun 2017. Ayahnya, Jokowi seorang Penyelenggara Negara (PN).

Mulai dari walikota, gubernur,  sampai presiden.

Apakah tidak ada pengaruh Jokowi sebagai PN terhadap kemajuan bisnis Kaesang. ?

Kedua, Islam tidak melarang orang kaya, sekaya-kayanya. Namun, cara memeroleh dan menggunakan kekayaan tersebut yang jadi masalah. Umar Ibnu Khattab sebagai khalifah misalnya, menyita sebagian harta seorang peniaga di Madinah.