Upaya ini juga dilihat oleh Jawa Timur dalam meningkatkan ekspor. “Meskipun perdagangan luar
negeri masih defisit akibat pandemi COVID-19, Jawa Timur masih berhasil surplus di sektor
perdagangan antar daerah. Tercatat terdapat 3,7 miliar dolar AS terkait ekspor produk halal Jawa
Timur dimana 26% masuk ke negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan 73% ke negara
non-OKI. Selain itu, kami juga mengimplementasikan program Santripreneur yang didukung Dinas
Pendidikan untuk mendorong terciptanya pelaku wirausaha dari pesantren,” ujar Iwan.
Selain itu, konsep CI-EL juga dimanfaatkan oleh Karanganyar untuk mendorong percepatan ekonomi.
Titis menekankan pentingnya kolaborasi Pusat-Daerah, “Berkolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia
(BSI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung Karanganyar untuk merintis Sekolah Bisnis Syariah.
Saya rasa acara IEMF 2023 ini sangat dibutuhkan untuk mengapresiasi para pelaku usaha berbasis
halal, karena dapat mempromosikan produk mereka juga untuk semakin meningkat.”
Sesi kedua Talk Show & Sharing Session, Kolaborasi Komunitas Untuk Percepatan Pengembangan
Ekonomi Syariah, dimeriahkan dengan kehadiran beberapa pembicara yaitu M. Aqil Irham (Ketua
BPJPH), Agus Amir (Executive Vice President – Head of Islamic Business & Services PT Bank Muamalat),
Putri Dwi Andari (President Hijabers Community), dan Amar Ar Risalah (Content Creator & Writer
Muslim).
M. Aqil Irham, Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), turut menegaskan
kolaboratif yang sukses dapat membawa komunitas dengan nilai Islam mempercepat ekonomi
syariah, “Kolaborasi dengan berbagai instansi merupakan bentuk inovasi dan kreatifitas yang dapat
kami gunakan sebagai strategi percepatan Sertifikasi Halal. Inilah yang dapat kita jadikan acuan
ekonomi syariah untuk berkembang. Acara IEMF 2023 ini juga menjadi pintu bagi para komunitas
untuk saling mengetahui keberadaan bisnis syariah lainnya sehingga dapat menciptakan kolaborasi
keberlanjutkan,” ujar Aqil Irham.
Disamping itu, Amir melihat bahwa pondok pesantren pun dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
mendukung sektor perekonomian. Secara komunitas, pondok pesantren memiliki banyak potensi
untuk menjadi economic-driven di Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Bank Muamalat dengan
menghubungkan konektivitas antara digitalisasi dan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi
Selain itu, Putri dan Amir yang terjun dalam dunia lifestyle turut menjelaskan dampak positif dari
penggunaan aplikasi berbasis internet yang dapat berpengaruh dalam ekonomi syariah, “Era
digitalisasi membuka kesempatan bagi Content Creator Muslim untuk membangun komunitas secara
kolektif agar ekonomi syariah di Indonesia dapat semakin berkembang. Hal ini dapat dicapai dengan
mengunggah konten edukasi yang positif terkait ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Amir.
“Platform media sosial pun juga dimanfaatkan agar bisa mempromosikan acara atau produk kami
dengan lebih baik, kami sangat mengandalkan solidaritas agar dapat mencapai tujuan bersama. Kami
selalu sharing seputar busana muslim dan juga makanan halal, terlebih bagi pasangan suami istri yang
masih muda. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan keluarganya
berlandaskan nilai-nilai islami,” tambah Putri.