Perlu Kreativitas dan Inovasi untuk Mengembangkan Ekonomi Syariah Indonesia

Eramuslim.com – MarkPlus didukung oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Komite
Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berupaya mengembangkan pasar syariah di
Indonesia. Berangkat dari ini, MarkPlus Islamic berkomitmen untuk memperkuat ekonomi Indonesia
dengan menggandeng pemangku kepentingan lainnya yang dapat berperan dalam pengembangan
ekonomi syariah di Indonesia. Hal ini membawa MarkPlus Islamic untuk menghadirkan ajang
pemasaran bisnis syariah yang kini kembali digelar dalam Islamic Entrepreneurial Marketing Festival
(IEMF) 2023.

Setelah menyaksikan webinar bersama tokoh-tokoh dibalik berkembangnya ekonomi syariah di
Indonesia, IEMF 2023 menghadirkan rangkaian Talk Show & Sharing Session bersama tamu-tamu
kehormatan yang juga diikuti dengan pemberian penghargaan kepada Pemerintah Daerah dan
Influencer Muslim di Indonesia.

Acara ini dibuka oleh Taufik, CEO MarkPlus Islamic, dengan menekankan pentingnya implementasi
creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) untuk meningkatkan perkembangan
ekonomi syariah.

“Indonesia harus punya paradigma untuk selalu berkembang. Kalau tidak, Indonesia akan selalu kalah
dengan Malaysia, meskipun kita memiliki merek lokal dan penduduk mayoritas Islam yang lebih
banyak daripada mereka. Sehingga, dibutuhkan adanya kreativitas dan inovasi yang diadopsi dari
konsep CI-EL sebagai representasi Punokawan dari simbol mitologi Indonesia.” pungkas Taufik.
Dalam keterangannya, Taufik optimis bahwa ekonomi syariah Indonesia dapat kian meningkat dengan
adanya tekad untuk berinovasi yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari sektor perbankan syariah yang
dikenal memiliki peningkatan cukup baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, aset perbankan syariah di
Indonesia sulit untuk menembus 2%. Kini, beberapa perbankan syariah sudah dapat menembus
hingga 5% dan 10%, seperti Bank Syariah Indonesia dengan jaringan terbesar keenam di Indonesia.

Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, secara bahagia menyambut para hadirin
atas kembali diselenggarakannya IEMF 2023 secara offline, “Dengan adanya krisis global akibat
pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina, dibutuhkan upaya baru untuk menghadapi kedua
ancaman tersebut. Kita harus bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia atas banyak hal.
Pertama, tingkat inflasi kita masih ada di sekitaran 5%. Kedua, kita tidak jatuh luput dalam krisis global,
terutama perang Rusia-Ukraina. Terakhir, kita dianggap sebagai tempat aman dan halal bagi
masyarakat muslim yang sedang mencari tempat singgah akibat isu di Iran, dan lain-lain.”

KH Nasaruddin Umar bersyukur atas posisi Indonesia yang dapat menjadi negara diperhitungkan
dalam lanskap internasional. Urgensi untuk mempercepat perkembangan ekonomi syariah ditandai
dengan meningkatnya penggunaan aplikasi berbasis internet yang muncul akibat era digitalisasi.
Dengan mengandalkan kolaborasi lintas sektor atau antar lembaga yang didukung oleh fasilitas
Pemerintah, akselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat kian meningkat.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia sebenarnya
memberikan keuntungan tersendiri untuk perusahaan-perusahaan Indonesia. Dengan menjadi
market leader yang kuat di Indonesia, dan didukung dengan data jumah pengguna dan data transaksi,
perusahaan Indonesia bisa menjadi salah satu pemain besar di Indonesia, sekalipun beroperasi atau
berbisnis sebagian besar di Indonesia. Pencapaian semacam itu bisa menjadi modal melakukan
pengembangan pasar, termasuk di pasar internasional.

Modal lain yang dimiliki Indonesia adalah jumlah pengguna media sosial yang besar, namun masih
terbatas dengan pengguna aktif yang mengangkat pencapaian-pencapaian yang diraih pelaku
ekonomi syariah Indonesia.

Pada Talkshow & Sharing Session I bertajuk “Kolaborasi Pusat-Daerah Untuk Percepatan
Pengembangan Ekonomi Syariah”, dihadiri oleh Putu Rahwidhiyasa (Direktur Bisnis dan
Kewirausahaan Syariah KNEKS), Ngatari (Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia (BSI)), serta
deretan perwakilan dari Pemerintah Daerah yaitu, pun turut hadir seperti Iwan, S.Hut., M.M (Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur), Drs Titis Sri Jawoto, MM. (Asisten
Perekonomian dan Pembangunan Setda Karanganyar).

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar, membawa kesempatan untuk
dapat mengembangkan ekonomi syariah seperti di sektor keuangan industri halal dan komunitas lain.
Adapun mekanisme ekspor produk Indonesia dengan cap halal rupanya dapat meningkatkan harga
dari suatu produk yang membawa kemajuan ekonomi. Hal ini ditekankan Rahwidhiyasa,
“Menggunakan logo halal di suatu produk sebenarnya dapat meningkatkan harga di beberapa daerah,
termasuk negara-negara yang tidak mewajibkan adanya sertifikasi halal seperti Amerika Serikat (AS),”
pungkas Rahwidhiyasa.

Beri Komentar