Perlombaan Vaksin Covid-19 Belum Usai, Imun Tubuh Harus Kuat! (1)

Eramuslim.com – Fakta ini terjadi di Eropa. Media Prancis pada Senin, 25 Januari 2021 menulis, sebenarnya Jerman melaporkan dua kematian baru-baru ini. Pada akhir Desember lalu, seorang nenek Swiss berusia 91 tahun meninggal setelah disuntik dengan vaksin BioNTech/Pfizer.

Tapi, menurut investigasi departemen resmi Swiss, kematian itu tidak terkait dengan vaksin. Dalam kasus lain, pada pertengahan Januari 2021 lalu, seorang nenek berusia 90 tahun dari Lower Saxony, Jerman, meninggal beberapa jam setelah disuntik dengan vaksin BioNTech/Pfizer.

Menurut investigasi Jerman, kematian tersebut tidak terkait dengan vaksin. Sejauh ini, belum ditemukan kasus kematian akibat vaksin BioNTech Jerman. Dua kematian di Jerman itu langsung “ditangkap” Liu Xin, reporter Tiongkok International Television.

Pada 16 Januari 2021, Liu Xin menulis di Twitter: “Saya tidak dapat memastikannya secara independen, tetapi beritanya mengganggu: ‘Sepuluh orang meninggal beberapa hari setelah vaksin BioNTech/Pfizer di Jerman’.”

Berita ini berasal dari 2 laporan di Jerman tersebut. Media resmi Komunis Tiongkok Global Times sebelumnya telah melaporkan, vaksin BioNTech/Pfizer tidak efisien dan dikembangkan di bawah batasan waktu yang ketat.

Di Jerman, efektivitas dan keamanan dari vaksin Tiongkok dipertanyakan oleh publik. Baru-baru ini, Mingguan Der Spiegel Jerman, Focus, dan banyak media seperti Weekly dan Frankfurt Review juga mengklaim bahwa banyak masalah vaksin Tiongkok.

Pemberitaan media di Jerman yang mempertanyakan efektivitas vaksin produk Tiongkok itu menunjukkan bahwa dalam persaingan vaksin, Tiongkok gagal.