Perang Dunia Ke-3 Berlangsung di Myanmar?

Dengan demikian, pernyataan Bachet bahwa konflik Myanmar memiliki gema sebagaimana perang di Suriah disinyalir merupakan isyarat (legitimasi) atas pergeseran lokasi tempur dimaksud.

Kendati proxy warfare di Myanmar baru sebatas asumsi, akan tetapi ada beberapa alasan atau pertimbangan pokok mengapa kedua adidaya mengubah perang (konvensional) secara militer di LCS menjadi perang perpanjangan tangan melalui pihak ketiga (proxy war) di Myanmar.

Adapun pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. ASEAN ternyata mandul. Tidak bisa diharap perannya dalam menyelesaikan konflik internal di Myanmar;

2. Para adidaya menyadari bahwa perang (dunia ke-3) nantinya akan menimbulkan kerusakan cukup besar serta kerugian teramat dahsyat, akibat pemakaian teknologi perang super canggìh seperti nuklir misalnya, atau drone dan 5G-nya, ataupun biological weapon, pesawat siluman, kapal induk, kapal selam, satelit dan seterusnya;

3. Peperangan bakal meluas serta merebak dimana-mana (perang dunia). Selain melibatkan masing-masing aliansi di pelbagai belahan dunia — juga bakal terjadi sabot-menyabot terkait supply chain berbagai produk khususnya energi (minyak) selaku unsur utama dalam peperangan;

4. Akan timbul kemacetan bahkan hancurnya berbagai pasar di kawasan, dan niscaya bakal terjadi pemiskinan secara global akibat banyak pasar menjadi porak-poranda;

5. Proses recovery akan memakan tempo relatif lama akibat tingkat kerusakan yang tinggi, kehancuran infrastruktur, luka-luka psikis antarbangsa, serta merebaknya rasa saling tidak percaya antarnegara;

6. Peradaban global yang sudah maju bakal (kembali) terlempar ke masa silam;

7. Dalam geopolitik — peperangan hanya sebuah agenda belaka, karena skema (tujuan akhir)-nya adalah geoekonomi yaitu penguasaan pangan dan energi. Jadi, peperangan militer secara terbuka di era modern bukanlah pilihan bijak dan tepat;

8. Tren perang sekarang cenderung asymmetric (perang asimetris) berpintu proxy war. Kenapa? Selain murah, tidak gaduh, terlokalisir di suatu wilayah, juga kini menjadi pilihan para adidaya global dalam rangka meluaskan ruang hidup atau lebensraum;

9. Bahwa sejarah perang bangsa Cina, ia kerap kali kalah —tidak setiap kali— apabila Cina melakukan ekspansi secara fisik (militer) di luar kawasannya.