Para penulis dokumen tersebut bersikeras bahwa “Perang Dunia 3” akan bersifat biologis. Ini tidak seperti dua perang sebelumnya yang masing-masing digambarkan sebagai perang kimia dan nuklir.
Makalah itu merujuk pada dua bom atom yang dijatuhkan di Jepang dan memaksa mereka untuk menyerah, serta mengakhiri Perang Dunia 2. Karenanya kini China mengklaim senjata biologis akan menjadi senjata inti untuk kemenangan dalam Perang Dunia 3.
Dokumen tersebut juga menguraikan cara-cara untuk melepaskan senjata biologis dan menyebabkan kerusakan maksimum terhadap sistem medis musuh.
Para ilmuwan mengatakan serangan semacam itu tak boleh dilakukan di tengah hari yang cerah.
Ini karena sinar matahari yang intens bisa merusak patogen, sementara hujan atau salju dapat memengaruhi partikel aerosol. Sebaliknya, harus dilepaskan pada malam hari, atau saat fajar, senja, atau di bawah cuaca mendung, dengan arah angin yang stabil.
Sehingga aerosol dapat melayang ke area sasaran. Sementara itu, penelitian juga mencatat, serangan semacam itu akan mengakibatkan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, yang kemudian bisa menyebabkan sistem medis musuh runtuh.
“Dokumen ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang ambisi beberapa dari mereka,” kata Anggota Parlemen Tom Tugendhat, ketua komite urusan luar negeri. “Bahkan mereka sangat sadar bahwa senjata-senjata ini berbahaya.”
“Tak hanya untuk musuh, tapi warga China sendiri,” lanjut Tom Tugendhat. Sebelumnya, badan intelijen mencurigai Covid-19 mungkin hasil dari kebocoran laboratorium Wuhan yang tidak disengaja.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengkritik keras China dengan menuduhnya menciptakan senjata biologis. Namun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa dugaan itu benar. Ia menyebut, Covid-19 untuk memicu ‘perang’ kimiawi.
Apalagi Bolsonaro menambahkan, China menjadi negara yang justru sukses meningkatkan PDB. Sementara itu, negara lain justru tengah berusaha mengatasi lonjakan kasus baru dan kasus kematian.
Data dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan memang menunjukkan bahwa China adalah satu-satunya anggota G20 yang PDB-nya menunjukkan pertumbuhan selama pandemi pada tahun 2020. Terlihat PDB-nya meningkat sebesar 2,3%.
Mantan Presiden AS Donald Trump juga menuduh WHO meniru propaganda China pada virus sejak wabah pertama kali diumumkan ke dunia. Tapi, China menolak kritik itu dan menuduh AS malah melakukan tekanan politik pada para ahli misi pencari fakta.
Benarkah Virus Corona yang pertama melanda Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, adalah senjata biologis yang berasal dari Wuhan Institute of Virology, sebuah laboratorium terkait senjata rahasia China yang mengembangkan virus mematikan?
Jika benar, jelas ini sangat membahayakan kehidupan manusia di seluruh dunia. Terbukti, ini menular antar manusia. Hal ini diungkapkan oleh seorang ahli perang biologis Israel, Letkol Dany Shoham.
Perlu dicatat, Shoham meraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi medis. Dari 1970-1991, ia merupakan analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia.