Eramuslim.com – SBY telah menulis pikirannya tentang situasi global saat ini, dan viral, dengan judul “Perang Besar Bisa Terjadi Karena Miskalkulasi, Pemimpin Yang Eratik dan Nasionalisme Yang Ekstrim”.
Tulisan SBY ini berlatar belakang pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani atas order Presiden Amerika Donald Trump. Soleimani adalah jenderal penting di Iran karena mengurusi pasukan elite Iran, pasukan Quds. Iran marah dan akan membalas dendam.
Menurut analisa SBY
1) Ada gejolak sosial global di lebih 30 negara melawan pemerintahannya, yang merupakan ancaman serius sebagai situasi sebelum terjadinya kasus pembunuhan Soleimani.
2) Pasca pembunuhan Jenderal Qassem, geopolitik Timur Tengah memanas. Karena soal Iran di Timur Tengah begitu luas, meliputi kawan maupun musuh yang selama ini terlibat konflik, termasuk Rusia, Turki, Israel, Suriah, Saudi Arabia, Libya, Mesir, Qatar, Afghanistan, Yaman, dan NATO. Jika negara-negara ini kemudian terlibat perang, maka skala perangnya bisa menjadi perang dunia.
3) SBY tidak mudah percaya krisis saat ini akan menimbulkan perang besar, namun jika hanya membiarkan jenderal-jenderal di Amerika, Irak, dan Iran memutuskan, sedangkan pemimpin-pemimpin dunia lainnya “do nothing”, maka kepastian ada tidaknya perang, menurut SBY, bersifat tidak menentu.
4) Perang dunia menurut SBY, yang pertama, karena “kecelakaan sejarah” (unexpected accident). Sedangkan perang dunia kedua karena “startegic miscalculation”, di mana serangan dadakan Jepang ke Pearl Harbour, USA, membangunkan “macan tidur” Amerika.
Perang ke depan sangat ditentukan miskalkulasi para politisi dan jenderal di Amerika maupun Iran. Juga faktor lainnya, apakah ada aksi yang tidak terduga di mana aset-aset militer Amerika entah dimanapun berada diserang, tanpa sepengetahuan jenderal-jenderal/politisi di Iran maupun Amerika. Karena berbagai elemen tanpa garis komando, seperti Hizbullah, Hamas, organisasi teroris, dan lain-lain bisa bergerak begitu saja.