Eramuslim.com – Maraknya penyelundupan sabu dalam jumlah besar secara masif ke Indonesia (dan tertangkap, tetapi berapa banyak yang lolos?) menimbukan berbagai spekulasi dan asumsi liar publik. Mengapa? Karena dalam pola kolonialisme klasik, menjadi rahasia umum bahwa ia (narkoba) kerap dijadikan salah satu modus dan/atau metode guna melumpuhkan serta memperbudak sebuah bangsa. Ini fakta empirik dinamika geopolitik global. Pertanyaan menarik timbul, “Dari negara manakah berton-ton sabu yang masuk ke Indonesia?”
Tak boleh dipungkiri, hikmah emas yang bisa dipetik dari sejarah Perang Candu di Cina tempo doeloe, apabila diibaratkan pukulan stick biliar —meracuni dengan narkoba— seperti mengenai beberapa bola bahkan recochet. Bagi si pemasok, bola pertama ialah menikmati money laundry atas hasil transaksi ilegal tersebut; bola kedua, hancurnya sebuah generasi bangsa (dan negara target koloni) dengan harga murah; bola ketiga, untuk konsumsi para pekerja massal di sebuah proyek yang memiliki target waktu (deadline). Istilahnya total lembur. Kenapa? Efek mengkonsumsi sabu akan menimbulkan stimulan pada pikiran dan fisik pemakainya terus terjaga tanpa merasa lelah; dan lain-lain.
Pertanyaan menarik kedua muncul, “Negara manakah yang memiliki proyek besar dengan deadline serta pola mempekerjakan buruh secara massal?”[]
Penulis: Arief Pranoto,Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)