Hampir dua tahun penduduk Gaza menderita akibat blokade Israel. Perbuatan semena-mena tersebut menyebabkan terputusnya pasokan pangan dan obat-obatan dari luar. Gaza memang sangat bergantung dengan impor makanan dan obat-obatan dari luar negeri. Israel juga memperketat penjagaan perbatasan dan menghancurkan terowongan Gaza yang mensuplai kebutuhan pangan penduduk Gaza.
Harga pangan menjadi mahal karena pasokan yang sangat terbatas. Persediaan obat-obatan juga tidak ada. Hingga seorang yang sakit harus tambah menderita karena sakitnya bertambah parah dan bahkan ada yang menemui ajalnya. Israel seperti menginginkan kematian perlahan bagi penduduk Gaza.
PBB yang seharusnya berfungsi sebagai penjaga perdamaian hanya diam melihat penderitaan bangsa Palestina. PBB tak kuasa menentang hak veto dari Amerika yang juga mendanai PBB.
Penderitaan Gaza juga meningkat setelah serangan Israel di awal tahun 2009. Selain menewaskan 1400 penduduk Palestina, serangan tersebut merusak infrastruktur di Palestina. Atas dasar itu, para aktivis kemanusiaan bertekad untuk membongkar blokade Israel. Mereka terdiri dari sembilan kapal bantuan yang membawa setidaknya 10,000 ton bantuan dan 750 aktivis.
Kapal tersebut berasal dari negara-negara Turki, Cyprus, Yunani, Inggris, Irlandia, Swedia, Kuwait, Mauritania dan Aljazair. Kapal tersebut telah bertolak dari Ibukota Turki Ankara diiringi oleh sambutan dari penduduk Turki menuju kawasan Mediterinea. Setelah itu, Mereka akan mendrop bantuan ke pantai Gaza.
Jika kapal bantuan tidak bisa merapat ke pantai Gaza, maka helikopter pengangkut akan digunakan untuk mengangkut bantuan dari kapal menuju pantai Gaza.
Pengiriman bantuan ini bukannya tanpa ancaman.Israel tidak berdiam diri terhadap rencana mulia tersebut. Mereka telah bertekad untuk memblokade kawasan pantai di Gaza. Mereka menuduh ada persenjataan yang diselundupkan melalui kapal tersebut untuk pejuang Palestina. Suatu tuduhan yang tidak berdasar. Konon menteri pertahanan Israel telah memberikan lampu hijau bagi angkatan laut negara Zionis untuk menghentikan kapal Gaza tersebut.
Juru bicara Hamas DR Sami Abu Zuhri mengutuk niat Israel yang akan menghentikan kapal bantuan ke Gaza. Apa yang dilakukan oleh Israel adalah salah satu bentuk dari terorisme negara atau suatu negara yang melakukan terorisme. Ia juga menyambut negara yang baru bergabung dalam konvoi kemanusiaan ini seperti Aljazair, Kuwait dan Mauritania.
Perdana menteri Erdogan mengingatkan Israel untuk tidak mencegah bantuan Gaza. Jika dibutuhkan, Erdogan akan mengirimkan helikopter Turki untuk mengawal kapal bantuan ke Gaza. Sebagai informasi, Turki memiliki helikopter Apache buatan Amerika dan Helikopter tempur rancangan anak bangsa Turki Magnusto. Secara fisik, Turki bisa saja melakukan serangan ke Israel dengan mudah karena kekuatan militer Turki yang kuat dan didukung oleh peralatan tempur yang canggih.
Erdogan menambahkan jika Israel berani untuk mengagalkan operasi bantuan ke Gaza maka akan berdampak pada semakin memburuknya hubungan kedua negara. Padahal sebelumnya Hubungan kedua negara sudah tidak baik semenjak Erdogan menjabat sebagai perdana menteri.
Komitmen PM Erdogan dalam membela bangsa Palestina memang tidak bisa diragukan. Pengumpulan bantuan tersebut juga diprakarsai oleh yayasan bantuan kemanusiaan Turki yang dipimpinnya.
Akankah Israel menyerang konvoi?
Israel yang keras kepala memang telah bertekad untuk mencegah masuknya bantuan ke Gaza. Meski menyerang kapal bantuan akan semakin mendiskreditkan Israel sebagai penjahat perang, namun Mereka akan mengambil risiko tersebut karena Amerika akan selalu berpihak pada mereka. Amerika selalu membela Israel pada kecaman dunia.
Pada pembantaian Gaza satu setengah tahun yang lalu, Israel tanpa ada rasa malu menyerang gedung sekolah UNRWA yang ditempati oleh anak-anak dan ibu-ibu. Mereka membakar gedung tersebut dan membakar persediaan makanan di gedung tersebut dengan menggunakan bom fosfor.
Jika Israel benar-benar menggagalkan konvoi Gaza, apakah Turki akan melakukan serangan? Hal itu bukan suatu yang mustahil. Tahun 1974Turki pernah menyerang Yunani di Siprus yang notabene adalah negara NATO. Bisa saja Turki akan melakukan tindakan yang serupa untuk mengamankan kapal Gaza.
Turki bisa saja menyerang Israel namun kekhawatiran perang meluas sangat diragukan. Turki tidak akan menyerang Israel habis-habisan dan sebaliknya Israel tidak akan menyerang Turki. Dewan negara yang didominasi kaum sekuler akan menghalangi Turki untuk berperang secara terbuka dengan Israel.
(Andri Faisal. Pemerhati Masalah Dunia Islam)