Penyesalan Sang Presiden Pasca Periode Diperpanjang, Akankah Berulang?

Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, klaim Luhut mengenai 110 juta orang yang disebut-sebut setuju Jokowi tiga periode hanya bisa dicapai jika ada mark-up data.”Itu adalah klaim yang impossible, gak masuk akal, tidak logis. Hanya bisa angka itu tercapai kalau ada mark-up,” kata Refly Harun sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 13 Maret 2022.

Sementara itu Ketua DPD RI La Nyalla Matalitti mengaku terusik ketika Luhut menyampaikan klaim yang menyebut bahwa 110 juta masyarakat Indonesia mendukung Jokowi tiga periode menurut big data versinya.Mantan Ketua Umum PSSI periode 2015-2016 itu juga mengatakan bahwa dirinya turut mempunyai big data tandingan untuk membantah segala klaim yang disampaikan Luhut.”kalau ada yang disampaikan Pak Luhut seperti masyarakat 110 juta minta tiga periode, minta perpanjangan menurut big data-nya beliau, itu membuat saya terusik karena saya punya big data juga,” ujarnya seperti dikutip kabarbesuki.com 5/4/2022.

Luhut yang begitu getol mendukung agar Jokowi diperpanjang masa jabatannya tidak sendirian dalam menjalankan misinya. Dari lingkungan Parpol ada  Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto serta yang lainnya.

Dari lingkungan istana, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia termasuk orang yang begitu mendukung jika Presiden Jokowi bisa diperpanjang masa jabatannya.

Menanggapi adanya manuver yang dilakukan oleh orang dekat istana untuk perpanjangan masa jabatan Presiden Indonesia, Politikus PDIP lainnya, Masinton Pasaribu menilai saat ini ada pihak yang berupaya mencederai demokrasi dan konstitusi lewat wacana penundaan Pemilu 2024. Ia berharap, saat ini tak lagi hadir sosok seperti mantan ketua MPR, Harmoko di era Orba.