Eramuslim.com -SEPERTI diketahui, 2 Maret 2020 secara resmi Pemerintah mengakui ada kasus Covid-19 di Indonesia. Pascapengumuman itu masyarakat segera menyerbu masker.
Untuk merespons itu, dengan keyakinan penuh Pemerintah kemudian menyatakan hanya orang yang sakit dan para dokter dan tenaga kesehatan yang memerlukan masker.
Berbeda dengan tagar sesudah itu hingga sekarang, Pemerintah melalui Gugus Tugas saat itu rajin berpesan melalui tagar agar masyarakat “Di rumah aja.”
Bulan April, Pemerintah menganulir pernyataannya soal masker, dan berbalik mengatakan bahwa masyarakat harus memakai masker. Menariknya, hingga kini sosialisasi pemakaian masker menjadi prioritas nomor satu dan menomorduakan yang lain.
Tagar “Indonesia Bermasker” pun muncul di mana-mana bak jamur di musim hujan. Tidak mengherankan kemudian, petugas yang awam soal kesehatan pun jadinya menomorsatukan pemakaian masker ini dan merasa tidak bersalah bila mengabaikan jaga jarak saat melakukan razia pemakaian masker.
Kontras dengan Presiden Uganda dan Presiden Ghana
Cara kita menangani Covid-19 kontras dengan “ala” Presiden Uganda Yoweri Museveni. Dalam konteks kekinian, bila kita membaca pesan lengkap yang disampaikan Presiden Uganda Yoweri Museveni kepada rakyatnya dalam memerangi Covid-19 yang dirilis oleh beritaenam.com pada 11 Mei 2020 yang lalu, kita bisa melihat betapa berbedanya para pemimpin kita dengan orang nomor satu di Uganda, negerinya Jenderal Purnawirawan Idi Amin Dada itu.