Eramuslim.com -SEJAK 2003, Recep Tayyip Erdogan yang akrab dipanggil dengan nama belakangnya Erdogan telah menjelma menjadi orang kuat Turki di era modern. Bahkan seorang pengamat Turki Alfan Alfian menyebutnya lebih perkasa dari Kemal Ataturk sang pendiri Republik Turki modern.
Jika Ataturk membawa Turki dari negara religius menjadi negara sekuler, maka secara sistematis dan konsisten, Erdogan membawa Turki dari negara sekuler menjadi negara religius kembali.
Meskipun narasi yang dibangun Erdogan ingin mengembalikan kejayaan Turki sebagaimana pernah dicapai oleh Kesultanan Turki Usmani, akan tetapi Turki modern yang dicita-citakan Erdogan nampak berbeda.
Langkah Erdogan mengubah sistem pemerintahan Turki dari parlementer ke presidensiel, tampaknya merupakan langkah pembaharuan mutakhir yang dilakukannya untuk memastikan agendanya akan dapat dilaksanakan secara sempurna.
Selama ini, tidak mudah ia mempertahankan kekuasaannya, gangguan dan perlawanan sengit datang dari lawan-lawan politiknya warisan Ataturk baik dari kelompok militer, maupun kelompok politisi sekuler. Apakah karena keberuntungan atau karena kemampuannya dalam berpolitik, selama ini Erdogan selalu bisa menyelamatkan diri.
Kini ia harus menghadapi ujian berat berikutnya, yakni pemilu legislatif dan pemilihan presiden yang dilakukan bersamaan untuk pertama kali setelah Referendum tahun lalu yang menyetujui perubahan sistem politik dari parlementer ke presidensiel.