PCR Karantina

Tiba di bandara, harus melewati 8 meja. Tiba di ”hotel karantina” sudah pukul 23.00. Pelayanan di hotel sangat baik.

Paginya saya mau olahraga. Minimal jalan pagi. Saya memilih karantina di hotel itu justru karena ada trek untuk jalan pagi.

Pihak hotel memperbolehkan. Tapi pihak KKP melarang. Saya pun tidak bisa berolahraga. Kesal sekali. Saat kena Covid saya diharuskan berolahraga. Dan berjemur. Kok ini malah dilarang olahraga. Aneh sekali.

Saya pun mengalah. Saya pikir toh cuma 3×24 jam. Saya bersabar saja.

Di hari kedua, pukul 10.00 pagi, staf saya datang. Ia mau minta tanda tangan dokumen. Juga tanda tangan cheque.

Ternyata dilarang oleh petugas KKP. Setelah melalui perdebatan yang cukup lama akhirnya saya diperbolehkan bertemu dengan staf saya itu di ruang rapat.

Saya berpikir: ini protap sangat aneh. Hasil PCR di bandara negatif. Lalu apa concern mereka?

Hari ketiga jam 07.00 pagi kami di-PCR. Menurut petugas hotel, hasilnya baru keluar 1 x 24 jam. Saya pun mengatakan ada lembaga PCR yang bisa saya didatangkan dan hasilnya bisa dalam waktu 6 jam.

Pihak KKP melarangnya. PCR harus dari mereka. Kesabaran saya sudah  mulai habis. Tapi saya tahan. Toh tinggal menunggu hasil PCR. Apalagi pihak GSI (perusahaan PCR) menjanjikan: sore nanti hasil sudah bisa keluar.

Benar. Alhamdulillah pukul 19.00 pihak hotel memberi tahu: hasil PCR sudah keluar. Hasilnya: saya negatif.