Menggunakan asumsi yang sama maka kesimpulan sementara untuk Indonesia adalah sistem dan sumber daya yang dimiliki Indonesia memiliki kemampuan menyembuhkan pasien positif corona pada kisaran 6,26 persen dari seluruh pasien positif corona. Dan angka prosentase kematian sebesar 9,50 persen.
**
Kenapa penulis memilih Amerika sebagai pembanding dalam membuat tulisan ini? Tentu bukan karena kesamaan kemampuan keuangan dan kemampuan sumber daya kesehatan antara Indonesia dan Amerika. Tidak sama sekali. Amerika sangat jauh diatas Indonesia.
Penulis memilih Amerika Serikat semata-mata karena Indonesia dan Amerika memiliki beberapa kemiripan khususnya kesamaan kebijakan dalam menghadapi pandemi corona ini.
Waktu terdeteksi adanya warga kedua negara yang positif terinveksi virus corona sebagai pasien positif corona hampir bersamaan dan diumumkan oleh masing-masing Presiden selang sehari.
Jumlah penduduk Indonesia dan Amerika Serikat relatif mirip yaitu pada kisaran tiga ratusan juta penduduk.
Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama menerapkan social distancing atau physical distancing untuk mengendalikan penyebaran virus corona, sama-sama menolak menerapkan opsi lockdown sebagaimana diterapkan banyak negara di dunia.
Penduduk Indonesia dan penduduk Amerika Serikat sama-sama bebas bergerak dan berkumpul selama dua puluh empat jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
***
Data di atas memperlihatkan bahwa walaupun prosentase pasien positif corona yang sembuh di Indonesia (6,26 persen) lebih tinggi di banding Amerika Serikat (4,09 persen) namun prosentase kematian justru sangat jauh bertolak belakang, Indonesia hampir empat kali lipat (9,50 persen) dibanding Amerika Serikat (2,33 persen).