“Ini tradisi saya dengan Pak Moeldoko, ini sertijab yang ketiga saya (dengan Moeldoko),” ungkap Gatot.
Sebelum menerima jabatan sebagai panglima TNI, Gatot pernah menerima jabatan dari Moeldoko sebagai sespri Wakasad pada tahun 1998. Selanjutnya Gatot dan Moeldoko melakukan sertijab sebagai Komandan Brigif-1/Jaya Sakti pada tahun 1999.
Untuk itu Gatot menyatakan apa yang diamanatkan Moeldoko untuk meneruskan visi dan misinya sebagai panglima TNI, dianggapnya sebagai tugas. Terutama mengenai rencana strategis (resntra) kedua yang telah disusun saat Moeldoko masih menjabat sebagai panglima TNI.
“Pertama bahwa TNI kuat, solid karena dibangun oleh pemimpin terdahulu, landasan yang terbentuk. Ini saya anggap sebagai tugas,” kata Gatot.
Meski begitu, bukan berarti Gatot hanya akan menerima mentah-mentah apa yang telah ada. Ia akan mengevaluasi terlebih dahulu apa yang menjadi prioritas menurutnya.
“Mengevaluasi apa hal-hal prioritas Jenderal Moeldoko yang dihadapkan ke perkembangan ke depan,” tuturnya.
Usai pensiun, Moeldoko kemudian sempat aktif di politik bersama Partai Hanura. Sementara Gatot melanjutkan tugasnya sebagai Panglima TNI.
Namun kemudian, hubungan Gatot dengan Presiden Jokowi memanas di tahun 2017 lantaran Gatot dinilai bermain politik di saat dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI. Ini terjadi jelang Pilpres 2019.
Gatot kemudian diganti dari posisinya sebagai Panglima TNI, beberapa bulan sebelum masa pensiunnya.
Di saat hubungan Gatot dan Jokowi memanas, hubungan Jokowi dan Moeldoko justru menghangat. Moeldoko diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada awal Januari 2018.
Gatot sempat disebut-sebut akan maju di Pilpres 2019, namun sayangnya tidak berhasil. Tak ada partai yang mengusung Gatot saat itu.
Kemudian, nama Moeldoko dan Gatot Nurmantyo sempat dikabarkan akan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. Isu tersebut disampaikan oleh politikus Golkar Bambang Soesatyo yang kala itu mengaku mendapat informasi nama ketua timses Jokowi.
“Ya bisa. Bisa Gatot, bisa Pak Moeldoko dan bisa yang lainnya,” kata Bamsoet saat ditanya nama ketua timses Jokowi-Ma’ruf.
Moeldoko sempat mengomentari kabar Gatot masuk dalam timses Jokowi. Moeldoko mengaku dukungan yang akan diberikan Gatot ke Jokowi-Ma’ruf Amin itu merupakan hal yang positif. Namun dia mengaku belum mendapat pernyataan resmi dari pihak Gatot.
“Semua yang memberikan dukungan positif kan,” kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Moeldoko juga mengaku tidak tahu apakah ada ‘lobi-lobi’ masuknya Gatot ke kubu Jokowi-Ma’ruf Amin. Sejauh ini, belum ada komunikasi terkait hal itu dengan dirinya.