Pak Polisi, Bagaimana Caranya Menginvestigasi Mimpi?

Karena itu, pelapor punya hak untuk membuat laporan ke kepolisian. Yang menjadi drama adalah polisi menerima laporan itu. Terbukti, ada nomor laporan polisinya, yakni TBL/7433/XII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ.

Bahkan, polisi melakukan penelitian atau kajian atas laporan tersebut. Dari kajian, polisi menindaklanjutinya dengan penyelidikan. Setidaknya, polisi sampai punya niat untuk memanggil orang yang dilaporkan untuk memberikan klarifikasi.

Pada Senin (21/12), seperti dilansir oleh Antara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan bahwa Haikal Hassan sebagai orang yang dilaporkan tidak bisa memenuhi undangan klarifikasi soal mimpi bertemu Rasulullah. Haikal Hassan punya kegiatan sehingga kepolisian pun akan menjadwal ulang klarifikasi.

Langkah kepolisian ini memunculkan pertanyaan, bagaimana cara kepolisian menginvestigasi mimpi? Bagaimana membuktikan bahwa Haikal Hassan tidak bermimpi bertemu Rasulullah?

Sepanjang pengetahuan dan pengalaman saya, mimpi hanya dapat diketahui oleh orang yang bermimpi. Saya bisa menceritakan saya mimpi A terhadap seorang teman, tetapi teman tersebut tidak bisa benar-benar memastikan apakah saya sedang berbohong atau tidak.

Karena itu, saya penasaran soal apa yang akan dilakukan kepolisian untuk mengetahui soal mimpi. Apakah kepolisian akan pakai lie detector untuk menguji apakah orang berbohong atau tidak?

Atau, kepolisian akan melakukan hipnotis untuk menggali alam bawah sadar orang yang bermimpi (saya tidak tahu apakah ini mungkin dilakukan). Atau, apakah ada teknologi khusus untuk menggali mimpi ini?

Ah, saya jadi ingat. Apakah kepolisian akan melakukan seperti yang dilakukan oleh Leonardo DiCaprio & Jospeh Gordon Levitt dalam film ‘Inception’?

‘Inception’ adalah film fiksi ilmiah yang tayang perdana pada 2010 atau satu dekade lalu. Dalam film karya Christopher Nolan itu, Cobb (diperankan oleh DiCaprio) dan Arthur (diperankan oleh Gordon-Levitt) memainkan karakter yang bisa menggunakan teknologi eksperimental untuk masuk ke dunia mimpi targetnya.

Mungkin, polisi punya teknologi serupa. Namun, teknologi ini bukan menyusupkan ide, melainkan menemukan fakta. (rol)

*) Penulis: Ratna Puspita, jurnalis republika.co.id