by M Rizal Fadillah
Betapa terkejut saat penulis mendarat di Bandara Soek Hatta Rabu pagi sekembali melaksanakan umroh membuka HP. Terbaca berita telah meninggal tokoh pejuang, ekonom, mantan menteri, alumni ITB dan banyak sebutan lain DR Rizal Ramli. Semua faham bahwa Rizal Ramli adalah tokoh oposan terhadap pemerintahan Jokowi yang dianggap telah keluar dari rel konstitusi, tidak berpihak pada pribumi dan bergeser menjadi otoriter.
Bukan satu kali Rizal Ramli menyatakan Jokowi akan segera runtuh sebagai akibat dari ulah pengkhianatan kepada bangsa dan negara. Ia membandingkan dengan kejatuhan Soeharto maupun Soekarno. Bahwa cara mengelola negara yang jor-joran Jokowi akan berakibat fatal. Rakyat muak bahkan marah. Rizal Ramli sendiri siap untuk memimpin gerakan rakyat untuk meruntuhkan rezim ini. Kekuasaan ilahi dan semangat perubahan rakyat akan mampu menumbangkan, menurutnya.
Optimisme yang luar biasa dan mencerahkan bagi siapapun yang merindukan perubahan. Semangat muda yang reformatif bahkan revolusioner. Kepada orang-orang berambut putih yang bersilaturahmi ke rumahnya Rizal Ramli selalu berseloroh tapi serius juga agar menyemir rambut putihnya menjadi hitam kembali. Tampilan harus muda agar berjuang bagai anak muda.
Kenangan berharga dan sulit untuk dilupakan adalah saat bang Rizal Ramli mengajak naik becak berdua untuk menunaikan ibadah shalat jum’at di Masjid dekat rumahnya Jalan Bangka yang agak memutar. Ia menyampaikan bahwa Rizal, yang kebetulan sama nama awalnya, agar yakin bahwa perjuangan kita akan berhasil. Jokowi sudah panik melihat geliat rakyat dan kegagalan program-programnya. Pemerintahan Jokowi sudah keterlaluan, serunya.
Rizal Ramli memang tokoh luar biasa. Sangat berpendirian dan memiliki kapasitas untuk memimpin negara dan memperbaiki ekonomi bangsa. Andai tidak berlaku presidensial threshold tentu ia maju sebagai Calon Presiden. Bukan hal mustahil, Rizal Ramli dapat menjadi Presiden. Ia memiliki banyak gagasan untuk merekonstruksi negara. Rizal pemimpin yang kuat.
Kini Rizal Ramli telah dipanggil ilahi untuk mendahului. Ia pergi membuat fondasi sejarah sebagai monumen. Monumen perjuangan, perubahan dan perbaikan. Optimisme menggerakan semangat kaum muda. Orang tua juga. “Semir rambut putih menjadi hitam, agar engkau menjadi muda”. Tentu agar tidak merasa tua dan tidak mampu berbuat apa apa.
Perubahan sebentar lagi. Selamat jalan bang Rizal, masih banyak penerus perjuanganmu. Tidak sia-sia abang bersikap optimis.
Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan maghfirah. Memasukkan ke dalam Surga Jannatun Naim. Aamiin.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan