Oposisi Pakistan Mendesak Presiden Zardari Mundur

Mahkamah Agung Pakistan telah memutuskan untuk mengadakan penyelidikan terutama mengenai masalah korupsi Presiden. Setidaknya ada 8000 dari pejabat Pakistan dan petinggi politik yang termasuk dalam daftar kasus korupsi (Kompas cyber, 18/12/2009).

Sebelumnya presiden Pakistan Asif Ali Zardari telah menghadapi berbagi tuduhan dalam penyalahgunaan wewenang dan korupsi ketika sang istri Benazir Bhutto memerintah Pakistan. Setidaknya ada enam kasus yang berkaitan dengan Zardari. Hanya saja penyelidikan terhadap keterlibatan Zardari dihentikan karena adanya amnesti yang sangat controversial dari presiden terdahulu Parves Musharaff.

Musaharaf sengaja memberikan amnesty kepada Zardari agar Zardari dapat memegang kendali Pakistan. Pantas saja jika Musharaff tidak menghadapi tuntutan apapun karena sudah ada persekongkolan dengan Zardari. Tentu saja Amerika Serikat juga berperan dalam pemberian amnesty terhadap Zardari.

Dengan terbitnya keputusan terbaru dari Mahkamah Agung Pakistan, maka pengadilan dapat meralat amnesti tersebut. Mahkamah Agung dapat mengungkap semua kasus yang melibatkan para pejabat pemerintah dan petinggi partai politik. Mahkamah Agung Pakistan juga mencekal beberapa pejabat Pakistan. Salah satu diantaranya adalah Menteri Pertahanan Pakistan Ahmed Mukhtar yang hendak pergi dalam kunjungan kenegaraan ke China.

LIga Muslim Pakistan N yang menjadi oposisi utama di parlemen meminta Presiden Zardari dan pembantu-pembantunya untuk mengundurkan diri demi alasan moral. Zardari memang terkenal dengan kekorupannya. Banyak perusahaan asing yang menjulukinya “Mr Ten percent” karena beliau suka memotong komisi pada perusahaan asing yang beroperasi di Pakistan. Zardari sangat memanfaatkan posisi istrinya yang kala itu menjabat presiden untuk menumpuk kekayaan.

Setidaknya Zardari mengumpulkan $ 1.5 Milyar uang haram atau sekitar 15 Trilyun rupiah. Jumlah ini dua kali lebih banyak dari kerugian Bailout Century yang “hanya” berkisar $ 6,7 Trilyun Rupiah. Zardari juga sempat mendekam dalam penjara pada pemerintahan Musharaff akibat skandal korupsi. Bukan hanya itu saja, Pengadilan Pakistan juga menuduh Zardari dan istrinya melakukan pencucian uang di Bank Swiss sebesar jutaan dollar.

Zardari sendiri tidak begitu menghiraukan imbauan dari Mahkamah agung Pakistan dan oposan. Ia mengatakan bahwa tuduhan korupsi bermotifkan politik dan Ia tidak akan mundur.

Banyak pihak meragukan Zardari akan mundur karena investigasi yang dilakukan terhadap Zardari dan para pembantunya hanya basa-basi saja. Pihak yang melakukan investigasi juga tidak independen dan sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Ada satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa system hukum yang berlaku di Pakistan memungkinkan Zardari tidak dapat diadili alias kebal hukum. Namun dalam politik, tidak ada suatu yang tidak mungkin. Tahun 2007, tidak ada yang menyangka Musharaff akan mundur .

Presiden yang bertangan besi tersebut dan merampas kekuasaan dengan kudeta militer tersebut goyah juga akhirnya. Berkat tekanan keras dari oposisi dan demo rakyat Pakistan, Musharaf terpaksa turun dari kursi kepresidenanan.

Dengan adanya pembukaan kasus ini, Zardari menjadi tidak popular di mata masyarakat dan bisa saja ia akan bernasib seperti Musharaf. Namun sebelum itu terjadi Amerika pasti akan membantu Zardari dari tekanan oposisi.

Zardari sendiri di mata Amerika Serikat adalah presiden yang selalu menurut titah Presiden AS. Tidak dipungkiri bahwa invasi Pakistan ke Lembah Swat dan Waziristan tidak terlepas dari hasutan Amerika Serikat untuk memerangi pejuang Taliban padahal sebelumnya Zardari sudah hampir meneken perjanjian damai dengan Taliban dan mengizinkan pemberlakuan syariah Islam di wilayah Waziristan.

Ketidakbijakan Zardari menyebabkan perang sipil di Waziristan dan Lembah Swat. Sekitar dua juta penduduk Lembah Swat dan Waziristan mengungsi ke luar daerah mereka. Korban berjatuhan di pihak Taliban namun tidak sedikit juga korban di pihak militer Pakistan.

Tentu Amerika tidak mau kehilangan bonekanya di Pakistan. Posisi Pakistan sangat penting bagi Amerika untuk memerangi Taliban baik di Pakistan maupun di Afghanistan. Amerika akan membela Zardari atau paling tidak akan menyelamatkan muka Zardari seperti yang dilakukan Amerika terhadap Musharaff. Jika Zardari sudah tidak mungkin dipertahankan, Amerika akan mencari boneka lainnya untuk melanggengkan kekuasaan mereka di Pakistan.

Kemungkinan Amerika akan memasang Yusuf Reza Gilani yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan. Amerika tidak akan membiarkan oposisi yang belum tentu berpihak pada AS merebut kekuasaan di Pakistan. Amerika sangat paham betul bahwa Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir dan jika jatuh ke tangan pemerintahan yang membahayakan posisi Amerika.

Perkembangan terakhir di Pakistan menunjukkan bahwa Amerika selalu menggunakan standar ganda dalam mencampuri masalah dalam negeri orang. Ketika mereka suka terhadap seorang pemimpin Negara mereka akan memberikan amnesty meski seseorang tersebut adalah penjahat. Sebaliknya, jika Amerika merasa tidak suka, mereka akan mencari alasan untuk menurunkan orang tersebut.(andri faisal)