Novus Ordo Seclorum: Covid-19 Dalam Terminologi Perang Mutakhir

Global Future Institute (GFI) dalam buku yang ditulis peneliti M. Arief Pranoto dan Hendrajit berdasarkan riset, ”Perang Asimetris & Skema Penjajahan Gaya Baru,” membahas tentang Indonesia  yang menjadi target Perang Asimetris tak terkecuali serangan Asimetris di bidang kesehatan.

Terbongkarnya manipulasi WHO terkait virus H5N1 yang kemudian dilawan oleh Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah Supari pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memperkuat bukti adannya penetrasi politik yang dilakukan intelijen Amerika Serikat di bidang kesehatan.

Dalam buku tersebut dipaparkan, pada tahun 2007 di Gedung Laboratorium Mikrobiologi, berlokasi di jalan Percetakan Negara 29 Jakarta Pusat milik Departemen Kesehatan terjadi ledakan dan ditemukan Nitrogen cair dan CO2.

Di komplek gedung tersebut berkantor The Naval Medical Research Unit 2 (NAMRU-2) yang merupakan Unit-2 Penelitian Medis Angkatan Laut Amerika Serikat, sebuah badan yang mempelajari berbagai jenis penyakit di negara tropis.

Berdasarkan hasil investigasi GFI, sejak akhir 2006 hingga awal 2007  jatuh korban sekitar 25 orang meninggal dunia akibat virus yang tak dikenal dan merupakan hasil eksperimen biologis tertutup yang dikerjakan NAMRU-2.

Anehnya insiden yang terjadi sepi dari pemberitaan media massa.

Ternyata fakta lain yang cukup mencengang terungkap, NAMRU-2 melakukan penelitian aplikasi militer antara lain pembuatan senjata bio-terorisme, sejenis Weafon of Mass Destrction (WMD) kategori khusus senjata biologis.

Dengan kata lain NAMRU-2 adalah markas operasi intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat yang berdiri di atas wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

Dari sini kita bisa menggali ditemukannya indikator bahwa senjata bio-terorisme dalam bentuk virus yang memiliki aritificial intelegence melahirkan berbagai penyakit aneh dan mematikan yang direkayasa dan dikerahkan menjadi serdadu virus dalam perang mutakhir.