Novus Ordo Seclorum: Covid-19 Dalam Terminologi Perang Mutakhir

Eramuslim.com

Novus Ordo Seclorum: Covid-19 Dalam Terminologi Perang Mutakhir

NIKOLAI Platonovich, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menyampaikan pernyataan yang menggemparkan publik dalam Konferensi Moskow IX, “Saat ini telah ada tanda-tanda pathogen atau mikro organisme parasit berbahaya dicoba digunakan untuk mengacaukan keamanan dunia.”

Lebih lanjut Nikolai menjelaskan, tujuan utama pihak yang mencoba menggunakan pathogen berbahaya itu adalah mencari keuntungan politik dan militer.

Kondisi ini jauh lebih berbahaya dari perkiraan, sebab percobaan ini merupakan proses kebangkitan dari senjata biologis yang membahayakan umat manusia di bumi.

Pernyataan Nikolai tentu saja bukan suatu penyataan yang tidak berlandaskan fakta dan data.

Berbagai temuan yang didapatkan kalangan intelijen Rusia memperkuat indikator tentang potensi serangan yang mematikan dari senjata biologis yang dikembangkan ilmuwan di laboratorium.

Hal tersebut diperkuat oleh ditemukannya sebuah dokumen rahasia yang diduga berisi rencana senjata biologis Cina oleh penyelidik Amerika Serikat dan dapat diakses oleh Departemen Luar Negeri Amerika.

Dalam dokuemen rahasia tersebut disebutkan, ilmuwan Cina telah mempersiapkan rencana yang disusun secara matang untuk membuka gerbang Perang Dunia 3 dengan senjata biologis dan genetik, termasuk virus corona selama 6 tahun terakhir.

Dokumen rahasia yang dibuat oleh para ilmuwan Tentara Pembebasan Rakyat  dan pejabat Kesehatan Cina memuat penelitian tentang manipulasi penyakit untuk membuat senjata dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Juga bocornya email seorang ahli virus Tiongkok, dr. Li Meng-Yan yang dikirimkan kepada ahli penyakit menular Amerika, Anthony Faucy turut menggemparkan dunia.

Dalam email tersebut disebutkan Covid-19 adalah senjata biologis tak terbatas yang menyelinap dari fasilitas laboratorium di Wuhan.

Covid-19 yang dinyatakan WHO sebagai pandemi, ada juga sebagian pakar virus dan ahli di bidang kesehatan menyebutnya sebagai plandemi atau pandemi yang sengaja diciptakan karena direkayasa, memicu ketegangan antar negara-negara adidaya dan berimbas pada runtuhnya pertumbuhan ekonomi dan tidak tertutup jika situasi politik global tidak stabil kemungkinan besar memicu perang.

Perang Dunia 3 berbeda dengan perang dunia sebelumnya. Perang Dunia 3 adalah perang biologis.

Tingkat kehancuran yang diciptakan senjata biologis lebih mengerikan dari bom atom, kematian massal akan terjadi di setiap negara, dan histeria umat manusia pada akhirnya akan menciptakan instabilitas politik dan kekacauan ekonomi.

Senjata biologis menjelma serdadu virus dalam konflik geopolitik. Dalam terminologi perang mutakhir, Covid-19 adalah pasukan khusus dengan senjata kontemporer yang memiliki kecerdasan buatan.

Pada tahun 2002, ilmuwan Amerika Serikat secara gamblang menunjuk beberapa situs yang kuat diduga terlibat dalam penelitian racun dan pathogen.

Satu laboratorium di Yan’an disinyalir telah mengerjakan 4 jenis senjata biologis termasuk granat bakteri dan bom bakteri jenis asap. Kemudian di Changcun, Kunming, Shenyang dan Wuhan dinyatakan terlibat dalam penelitian dan budidaya berbagai agen perang biologis.

Profesor Dr. Atta-ur-Rahman, ilmuwan berkebangsaan Pakistan, Ketua Gugus Tugas Nasional Pakistan untuk Sains dan Teknologi memiliki pendapat lain.

Atta-ur-Rahman menyampaikan bahwa Covid-19 tidak datang secara alami melalui mutasi, dan menuding Amerika Serikat memproduksinya di laboratorium sebagai senjata biologis.

Ada beberapa bukti bahwa Amerika sedang mengerjakan senjata biologisnya di laboratorium militer yang kemudian ditutup setelah terjadi kebocoran.

Atta-ur-Rahman menegaskan virus corona dikembangkan di laboratorium barat dan Amerika untuk program senjata biologis dan bukan dimulai di Wuhan, Cina.

Kementerian Luar Negeri Cina pun menuding militer Amerika Serikat yang telah membawa Covid-19  ke Wuhan, Cina ketika 300 tentara AS ikut serta dalam pertandingan perang internasional yang diadakan di sana.

Aksi saling tuding siapakah dalang di balik penyebaran Covid-19 memunculkan spekulasi dan tafsir politik, namun yang pasti 4 kekuatan negara adidaya, yakni Amerika Serikat, Cina, Rusia dan Eropa kini sedang memamerkan kekuatannya masing-masing dan memperkuat sekutu dalam eskalasi geopolitik.