New Normal, Sama Dengan New President?

Eramuslim.com – “Jadi dia guru dansa dan dia berdansa dengan teman dekatnya itu (WN Jepang, red),” kata Menkes Terawan Agus Putranto dalam jumpa pers di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020). Maknanya, guru tersebut tertular setelah berdansa dengan warga negara Jepang yang bukan mahramnya. Otomatis, ibunya yang serumah pun tertular.

Dansa bukan budaya Indonesia, apalagi Islam. Al-Qur’an mengingatkan, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al Isra: 32).

Presiden, secara resmi mengumumkan dua orang terpapar virus corona China tersebut. Aneh !. Dua orang saja yang baru terpapar virus China, belum meninggal, serius diumumkan. Padahal, lebih 800 petugas KPPS meninggal ketika Pilpres, tidak ada empatinya. Presiden, Menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, kades, boleh dibilang tidak ada yang merespons. KPU, KPUD, Bawaslu, dan Panwaslu, seirama dengan sikap bos mereka. Apalagi, sebagian kepala daerah pikir, jangan-jangan mereka berada dalam radar Jaksa Agung, orang parpol yang ada dalam koalisi penguasa waktu itu.

Abdullah Hehamahua (Farih Maulana S/detikcom)

Bahkan, dokter Ani Hasibuan yang mengemukakan pendapat ilmiahnya secara professional, dikriminalisasi. Inilah contoh negara kekuasaan, bukan negara hukum. Ilustrasi pertama pengkhianatan bangsa.

Teori Kekekalan Enerji
Semua energi yang ada di alam semesta ini tidak dapat dihilangkan. Energi hanya dapat diubah bentuknya menjadi energi bentuk lain. Panas setrika misalnya merupakan hasil perubahan dari energi listrik. Jumlah enerji dari listrik sama banyak dengan yang digunakan di setrika. Berlaku hukum keseimbangan. Jumlah air yang menguap dengan yang turun dalam bentuk hujan, sama banyaknya. Satu detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah itu, sama dengan banyaknya air hujan yang turun ke bumi dalam satu detik.