Eramuslim.com – Oleh: Mahladi Murni
Mustopa NR. Usianya belum terlalu senja, masih 60 tahunan. Ia tinggal di Dusun 4, Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Dulu, sekitar tahun 1980-an, Mustopa pernah tinggal di daerah Krui, Kabupaten Pesisir Barat, kira-kira 200 kilometer arah utara Way Khilau, tempat tinggal Mustopa sekarang.
Di tempat ini, cerita isteri dan anak menantu Mustopa kepada aparat kepolisian dari Polres Pesawaran, Selasa, 2 Mei 2023, Mustopa mengalami sakit panas. Saat itulah ia mengaku bermimpi diangkat menjadi wakil Nabi.
Sejak mendapat mimpi tersebut, Mustopa mulai menampakkan keyakinan yang aneh. Ia mengajak semua orang, termasuk isteri, anak-anak, dan tetangganya, untuk mengakui bahwa ia wakil dari Nabi, sesuai mimpinya.
Ajakan yang aneh itu tentu tak ditanggapi oleh mereka. Namun, Mustopa tidak patah arang. Ia tetap saja mengajak orang lain untuk mempercayai bahwa ia wakil Nabi.
Tahun 1999, Mustopa mengumpulkan para ulama dan tokoh masyarakat di Desa Sukajaya, tempat ia tinggal sekarang. Salah seorang yang hadir saat itu adalah Rusli, Kepala Dusun 3, Desa Sukajaya, tetangga dusun di mana Mustopa tinggal. Di sana, kata Rusli, lagi-lagi Mustopa mengumumkan bahwa ia adalah wakil Nabi.
Tentu saja semua menolak pengakuan ini. Bahkan, Mustopa sempat diamankan di Polsek Kedondong karena dianggap telah meresahkan masyarakat. Namun, setelah pihak keluarga menjelaskan bahwa Mustopa mengalami gangguan jiwa, ia dilepaskan.
Tak cukup itu. Pada bulan Februari 2016, Mustopa mendatangi Kantor Gubernur Lampung untuk menyampaikan keyakinannya bahwa ia wakil Nabi. Karena tak ditanggapi, Mustopa marah.
Ia sempat memecahkan kaca kantor gubernur dan kantor DPRD Propinsi Lampung. Buntut dari kasus ini, Mustopa digeladang ke kantor kepolisian dan dituntut di Pengadilan Negeri Kelas 1 A, Tanjung Karang, Bandar Lampung, 5 bulan penjara.
Kejadian ini lagi-lagi tak membuat Mustopa jera. Pada Selasa, 2 Mei 2023, Mustopa menjalankan aksi terakhirnya dengan mendatangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Tujuannya sama, meminta pengakuan bahwa ia adalah wakil Nabi.
Sebelumnya, Mustopa sudah beberapa kali berkirim surat ke kantor MUI Pusat. Salah satu surat sempat diperlihatkan Ketua Bidang Fatwa MUI, KH Asrorun Niam kepada wartawan di kantor MUI pada Selasa (2/5/2023).
Isinya, meminta agar MUI menerima klaimnya sebagai “orang yang diutus untuk mempersatukan umat Islam”. Setelah beberapa surat yang dikirimkan tersebut tak pernah direspon oleh MUI, maka pada hari Senin, 1 Mei 2023 selepas magrib, Mustopa memutuskan untuk mendatangi langsung kantor MUI.
Ia pergi meninggalkan rumahnya dengan mobil travel Suzuki APV. Sebuah tas ia bawa. Ia juga berpamitan kepada isterinya untuk pergi ke Jakarta.
Namun, ia tak memberi tahu ke mana alamat persis yang akan ia tuju. Ia hanya meminta doa agar selamat dan bisa pulang kembali ke rumah.
Sebenarnya, Mustopa jarang ke Jakarta. Pertama kali ke Jakarta, menurut sang isteri, akhir tahun 2022. Kedua kalinya pada Maret 2023.
Dan sekarang ini adalah perjalanan ketiga kalinya. Selain itu, Mustopa juga tak memiliki sanak keluarga di Tanah Jawa.
Ada kisah serupa yg pernah dialami Ulama terkemuka umat ini, yg bermimpi bertemu jin yg mengaku tuhan dan membebaskan sang Ulama dr kewajiban beribadah spt sholat, puasa dll … sang Ulama langsung menghardik si jin agar segera enyah dr hadapannya … begitulah jika seseorang tipis ilmu agamanya maka kita akan mudah terpedaya oleh bujukan syetan