Eramuslim.com – Nikita Mirzani ramai dibicarakan gara-gara melecehkan HRS yang pulang dari Saudi. Abu Janda berakting jingkrak-jingkrak menggendangi. Mirzani dilindungi Polisi karena reaksi Ustad At Thuwailibi.
Nikita pernah ditangkap di Hotel Kempinsky dalam kasus prostitusi. Publik pun ikut mengamati.
Berbagai video kini beredar membuka data melengkapi perilaku pelecehan yang dilakukan Mirzani. Ada tampilan saat berfoto sexy hingga memberi uang pada tukang parkir yang berujung pada fose tak senonoh. Sepertinya telah hilang rasa malu pada dirinya. Berucap dan berbuat semaunya.
Negeri Mirzani hanya sebutan saja, untuk menggambarkan situasi negeri yang juga telah hilang rasa malu. Uang telah mampu membeli kehormatan. State dignity yang tergadaikan karena kebutuhan pembiayaan. Siapapun boleh memakai asal bawa uang. Soal kooptasi atau aneksasi itu hanya konsekuensi.
Ada tiga indikator karakter dari kondisi ini, yaitu :
Pertama, terjebak pada kesenangan duniawi semata. Sukses ditentukan materi. Nilai nilai spiritual, ruhani, dan agama terpinggirkan. Anggapannya hal itu urusan nanti, sukses saat ini yang lebih penting. Time is money, time for an infrastructure ‘boost’.