Hal ini berbeda dengan Presiden Duterte yang akan memecat pegawai yang membiarkan orang China masuk ke wilayah Filipina.
Demikianlah cara pemerintah pusat menghadapi Corona, yaitu menghadapi orang yang menyebarkan berita virus tersebut. Seakan-akan dengan cara itulah pemerintah bisa mengatasinya. Padahal virus tersebut ada dan tengah bergerak cepat dalam masyarakat.
Tetapi ternyata pemberantasan “hoax” itu justru mempercepat laju penyebaran virus Corona. Hari ini sudah 227 orang terkena virus, dan 19 orang meninggal dunia, Sementara menurut beberapa sumber juga, kasus yang riil di lapangan tapi tidak terpublikasi mencapai 4000 lebih orang yang terpapar.
Virus sudah menghinggap setiap banyak orang, kepanikan demi kepanikan kian memuncak. Sampai saat ini kita sebagai rakyat tidak mendapatkan informasi yang cukup.
Tentang keganasan Corana Virus, Provinsi, kabupaten mana yang banyak penyebarannya, rumah sakit mana yang sudah ditunjuk untuk memeriksa, mengobati, mengisolasi, merawat yang sudah Positif tertular Corona Virus.
Sementara kewaspadaan pemerintah hanya untuk dirinya sendiri, yaitu bagaimana melindungi diri dari protes masyarakat, memberantas hoax untuk menjaga kelangsungan kekuasaannya, tetapi tidak peduli terhadap keselamatan warga negaranya.
Kepanikan Global
Kepanikan muncul di mana-mana. Negara-negara mulai mengantisipasi dengan melakukan lockdown secara teritorial. Arab Saudi menutup perjalanan umrah. pemerintah Malaysia tanggal 31 Maret sudah memutuskan lockdown guna menghentikan penyebaran virus Corona.
Ibukota Filipina, Manila di lockdown dan diumumkan langsung oleh Presiden Duterte. Bersamaan itu Duterte melarang masyarakat untuk berkumpul dan menutup semua sekolah. Prancis mengumumkan lockdown 15 hari. Italia juga melakukan lowdown di beberapa wilayah.
Beberapa negara lain sudah mulai pula melakukan lockdown. Negara-negara sedang menghadapi kepanikan global yang begitu luar biasa. Aksi lockdown di berbagai negara tidak diikuti oleh Indonesia. Masih sempat Indonesia menerima pariwisata Asing khususnya Cina untuk masuk di Indonesia. Begitu juga 47 Warga Cina di Konawe yang masih masuk.
Pemerintah Indonesia lebih takut kehilangan investasi daripada keselamatan 270 juta warga negaranya. Pemerintah hanya Peduli pada kehendaknya sendiri, sementara rakyat harus mendapatkan risiko besar dari penyebaran virus ini.
Setelah virus itu tersebar, kita bisa pasrah, dengan persediaan alat medis dan berbagai fasilitas kesehatan yang masih terbatas, kita hanya menunggu waktu kalau pemerintah masih bersikap menutup-nutupi gejala ini demi untuk kepentingannya. Ini masalah serius dan berbahaya.
Darurat Kesehatan
Kondisi Indonesia hari ini sudah mulai darurat kesehatan nasinal. Kasus yang terus meningkat, penyebaran yang sangat cepat, membuat kepanikan yang luar biasa di kalangan Masyarakat.