Liberalisme, menurut Fukuyama, tidak lagi memiliki musuh yang tangguh. Namun, pada tahun 2004, Fukuyama justru menulis buku yang cenderung menetang tesisnya sendiri, dengan mengangkat tema “Memperkuat Negara, Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21” (Gramedia, 2005).
Bagi Fukuyama, lemahnya negara merupakan suatu persoalan nasional dan international yang paling utama yang sedang dihadapi saat ini. Peringatan dini (early warning) yang disampaikan oleh Fukuyama beberapa tahun lalu kini telah menjadi kenyataan masalah bagi negara-negara demokrasi di barat saat ini, yang ditandai oleh kebijakan Presiden USA Donnald Trump tentang border protection maupun Brexit oleh Inggris dari Uni Eropa.
Buku tersebut memang ditulis oleh Fukuyama pasca tragedi 11 September 2001. Fukuyama menyadari dengan melemahnya fungsi dan kapasitas negara justru menciptakan masalah baru yaitu dirampasnya hak-hak masyarakat oleh kekuatan non-negara.
Sebagai contoh adalah meluasnya gerakan ekstrimisme beragama dan terorisme, kriminalitas yang meningkat, arus imigrasi yang mengancam, merajalelanya kejahatan ekonomi dengan pola kerja mafia dan sindikat untuk merampok kekayaan negara, serta berkobarnya perang sipil dan konflik horisontal.
Karena itu, dari pengalaman pahit yang kita lalui sepanjang reformasi harus menjadi pelajaran dan melahirkan sikap ksatria untuk mengakui kebodohan kita dalam mendesign sistem negara yang lemah yang melahirkan kekacaun dan kemunduran dalam berbagai aspek.
Jangan sampai kita merawat kebodohan dengan mempertahankan design negara yang dibangun di atas dasar trauma dan hasrat serakah untuk berkuasa semata. Secara psikologis, orang yang trauma dan serakah tidak akan bisa melangkah dan mengambil hikmah dari up and down kehidupan.
Ibarat mendesign rumah atau gedung di wilayah Eropa yang mengenal empat musim, tentu berbeda dengan mendesign rumah di wilayah afrika yang iklimnya sangat panas. Demikian juga medesign sistem negara, tidak bisa asal tiru sistem negara di Eropa, Arab atau China yang memiliki perbedaan baik dari segi filosofi, sejarah dan lingkungan dengan bangsa kita.