Eramuslim.com – Jenderal Gatot Nurmantyo memang dicopot. Ini tak lazim seorang Panglima TNI berhenti dari jabatannya di masa dinas kemiliterannya masih aktif. Pada galibnya, seorang panglima TNI menjabat hingga ia pensiun. Sehingga tak ada dua jenderal bintang empat di TNI.
Panglima adalah satu-satunya jenderal bintang empat di TNI. Tradisi ini juga berlaku di masing-masing matra: darat, laut, dan udara. Yang sering terjadi adalah perpanjangan masa dinas kemiliterannya seperti yang pernah dialami Feisal Tanjung atau Endriartono Sutarto, bahkan Feisal diperpanjang hingga lima kali alias lima tahun. Hanya di masa Orde Lama ada pergatian sebelum masa pensiun, masa itu masa penuh pergolakan.
Gatot tak hanya dicopot, ia juga mengaku tak diberi tahu tentang pencopotannya. Ia tak diberi tahu secara langsung oleh Presiden. Gatot akan pensiun pada Maret 2018 nanti. Namun kini ia telah menjadi jenderal luntang-lantung. Ia non-job. Selanjutnya kepemimpinan TNI beralih ke Marsekal Hadi Tjahjanto, sebelumnya KSAU.
Lalu mengapa Gatot diganti sebelum masa pensiun? Tak ada aturan yang mengharuskan pergantian panglima TNI kapan harus dilakukan. Sehingga pencopotan Gatot tak melanggar apapun.
Sekali lagi, yang ada hanya kelaziman. Tapi jawaban terhadap pertanyaan itu tetap dibutuhkan. Namun tak ada penjelasan resmi tentang itu. Yang ada adalah jawaban spekulatif dari Gatot sendiri.
Katanya agar panglima TNI yang baru punya cukup waktu untuk menghadapi perhelatan pilkada serentak 2018 yang akan dilakukan pada bulan Juni. Ah, ada-ada saja. Seperti tak percaya pada sistem dan kemampuan organisasi saja, serta seperti tak percaya pada kualitas kepemimpinan di TNI saja.
Desakan untuk mencopot Gatot sudah terdengar sejak demo terhadap Ahok. Gatot dinilai bermain dua kaki. Apalagi ada keyakinan – keyakinan yang sangat lucu tentu saja — bahwa demo saat itu, terutama demo 411, bertujuan menggulingkan Jokowi.