Jadi, rakyat yang takut mati merupakan ‘lahan subur’ bagi kekuasaan diktatur dan otoriter. Tetapi, begitu rasa takut mati itu hilang, situasi menjadi berbalik. Rakyat tak lagi enggan menghadapi konsekuensi apa saja. Kesewenangan menjadi lenyap setelah suasana psikologis rakyat mencapai ‘break even point’ (BEP) dalam aksi protes yang tak bisa dijinakkan lagi. Setelah BEP, rakyat menguasai situasi dan kembali memegang kedaulatan.
Melihat berbagai peristiwa historis di atas, kita menjadi semakin paham bahwa rasa takut mati selalu menjadi hambatan untuk melenyapkan kezaliman yang cabang-cabangnya antara lain adalah kekejaman, kesadisan, kebengisan, kebrutalan, kesewenangan, dlsb.
Begitu rakyat berada di titik tak takut mati, maka berakhirlah situasi yang mendera itu. Itulah yang ditunjukkan oleh rakyat di Rumania, Filipina, Mesir, Tunisia, Iran, dan banyak negara lain.
Penulis adalah Wartawan Senior