Menyebut Buzzer Sebagai Aktifis Fitnah

Selain menjadi budak sekaligus pengecer program sekulerisasi dan liberalisasi agama, khususnya Islam. Buzzer-buzzer hina ini nekat merendahkan para ulama, tokoh bangsa, para intelektual dan akademisi negeri ini.

Merasa paling pintar dan tahu banyak soal negara ini, sesungguhnya para buzzer ini sedang mempertontonkan kemunafikan dan kehinaan dirinya sendiri.

Berbangga karena didukung pejabat dan bersama para pendukung rezim. Buzzer terus menyakiti  rakyat yang nyata-nyata telah menjadi korban kekuasaan rezim tirani.

Pada akhirnya roda sejarah yang akan menentukan di titik mana kehadiran dan eksistensi para buzzer ini berhenti dan lenyap dengan sendirinya. Bersama rezim yang selama ini menjadi tempat bergelayutnya.

Atau kelak, buzzer-buzzer akan dimakan dirinya sendiri. Oleh karma yang menjadi buah pikiran, ucapan dan tindakannya. Suatu saat gelombang fitnah yang disemburkannya akan tragis menerjang dan melumat sendiri para buzzer.

Hingga saat itu terjadi, rakyat hanya bisa prihatin dan berupaya  mengingatkan untuk bertobat kepada  para buzzer,  aktifis fitnah itu.

Aktivis fitnah, sebuah nama yang pantas bagi para buzzerRp. [RMOL]

*Penulis adalah pegiat sosial dan aktivis Yayasan Human Luhur Berdikari.