Menuju Zaman Baru

Wabah Justinian, menjadi titik awal kemunduran Kekaisaran Romawi Timur, yang nantinya akan digantikan oleh Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman) Turki, karena merosotnya perekonomian yang berbuntut ke pelemahan kekaisaran. Meskipun wabah itu terjadi ketika Kekaisaran Romawi Timur sedang di puncak kejayaannya, zaman keemasan.

Sekitar delapan abad kemudian, dunia dilanda wabah Black Death. Seperti wabah Justinian menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kekaisaran Romawi, demikian juga Black Death.

Walter S Zapotoczny  (2006) menulis, Black Death sangat mempercepat perubahan sosial dan ekonomi selama abad ke 14 dan 15; Selain itu juga  menjadi penyebab pecahnya pemberontakan petani di banyak bagian Eropa, seperti Perancis (pemberontakan Jacquerie, 1358) dan di Italia (pemberontakan Ciompi, 1378, yang melanda kota Florence).

Salah satu kelompok yang paling menderita adalah Gereja. Mereka kehilangan prestise, otoritas spiritual, dan kepemimpinan atas rakyat, ketika orang-orang beralih ke mistisisme. Gereja menjanjikan penyembuhan, perawatan, dan penjelasan tentang wabah itu.

Mereka mengatakan itu adalah kehendak Tuhan, tetapi alasan hukuman yang mengerikan ini tidak diketahui. Orang-orang menginginkan jawaban, tetapi tidak ada jawaban. Orang-orang berdoa kepada Tuhan dan memohon pengampunan.

Setelah wabah berakhir, penduduk desa yang marah dan frustrasi mulai memberontak melawan Gereja. Para penyintas juga marah pada dokter, yang mengatakan mereka bisa menyembuhkan pasien, tetapi ternyata tidak. Segera setelah letusan terakhir Black Death, pandangan tentang anak-anak juga berubah.

Meskipun membawa nama keluarga masih dianggap penting, angka kelahiran turun. Anak-anak dianggap “tidak sebanding dengan masalah” untuk dibesarkan karena mereka mungkin akan mati pula. Butuh empat ratus tahun sebelum populasi Eropa menyamai angka sebelum Black Death.

Tuntutan bagi pekerja pertanian memberi para penyintas kekuatan tawar baru. Pekerja yang sebelumnya terikat pada pekerjaan dan penghidupan yang berkaitan dengan tanah sekarang dapat melakukan perjalanan dan mendapatkan upah yang lebih tinggi untuk layanan mereka. Selain itu, orang meninggalkan daerah pedesaan dan bermigrasi ke kota dengan upah yang lebih tinggi.

Struktur ekonomi berbasis lahan bergeser. Kekayaan dalam bentuk uang, keterampilan, dan jasa layanan muncul. Kota-kota kecil mulai tumbuh berkembang, sementara perkebunan besar dan kecil mulai runtuh. Struktur sosial, ekonomi, dan politik yang sangat Eropa diubah selamanya. Feodalisme berakhir dan mengubah arah sejarah di Eropa.

Tetapi, gerakan anti-Semitisme semakin meningkat di seluruh Eropa ketika orang-orang Yahudi dipersalahkan atas penyebaran Kematian Hitam. Gelombang pogrom, kerusuhan rasial dalam bentuk persekusi dan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi,  terjadi di Eropa.

 

Menuju Zaman Baru

Apakah sejarah akan berulang? Apakah pandemik Covid-19 yang melanda dunia saat ini akan mengubah dunia, termasuk di dalamnya sikap dan perilaku manusia terhadap alam? Apakah juga akan mengubah cara hidup dan kerja manusia? Akan menjadi seperti apa negara-negara yang terkena wabah Covid-19 nanti, seperti China, Italia, Iran, Korea Selatan, Spanyol, Inggris, Jerman, Belanda, Jepang, dan Perancis, bahkan AS, juga negara-negara lain, termasuk Indonesia? Berubah?