Membaca Isu Prancis: Upaya Globalis Geser Central of Gravity

Eramuslim.com – Bicara kaum globalis atau globalis cabal, mungkin yang tergambar di benak publik adalah Illuminati, Zionist, Freemansory, Hawkish, AIPAC, Bilderbeg atau individu – individu “sakti” yang memiliki impunitas. Tak salah. Sakti sebagai ibarat, nirpidana adalah privilage.

Ilustrasi dalam pagelaran Jawa atas keberadaan globalis cabal, misalnya, ia bukan pion (wayang), tidak pula sekedar dalang. Lantas, siapa? Itulah si penanggap atau istilah kerennya: “pemilik hajatan” yang mengontrol baik dalang maupun gerakan wayang dari balik layar. Man behind the screen.

Dari perspektif geopolitik, ia disebut aktor nonnegara atau non-state actor. Inilah ancaman tak lumrah usai Cold War (Perang Dingin) sebagaimana isyarat geopolitik: “Publik global akan dihadapkan pada ancaman (bentuk) baru. Dan ancaman bentuk baru tersebut bukanlah serangan militer dari/oleh suatu negara terhadap negara lain, tetapi ancaman kejahatan yang dilakukan oleh non-sate actor“.

Pertanyaan menggelitik muncul, “Seberapa besar power dan kiprah non-state actor hingga dianggap ancaman bentuk baru usai Cold War?”

Tak boleh disangkal, soal power jangan ditanya — ia setara negara, bahkan terkadang di atas negara (above the state) karena kuatnya power finansial, politik dan jaringan (networking). Mereka dapat menggerakkan apapun sehubungan kepentingannya terutama pengaruh dalam hal regulasi (UU), contohnya, atau membidani kebijakan di sebuah negara, bahkan bisa menciptakan aksi-aksi kekerasan/bersenjata jika berkaitan dengan kepentingannya.