by Faizal Assegaf (kritikus)
Ustadz Abdul Somad dan Habib Rizieq Syihab serukan umat Islam bersatu membela hak bangsa Melayu atas kepemilikan tanah. Tragedi berdarah di Rempang adalah pelanggaran HAM berat.
Watak otoriter Jokowi telah menyulut konflik sesama anak bangsa. Demi memuluskan agenda investor, rakyat dan aparat dibenturkan. Gambaran kekuasaan yang sangat jahat, keji dan haus darah.
Tidak hanya di Rempang, tapi tindakan represif di era kekuasaan Jokowi nyaris tanpa henti dipertontonkan. Penangkapan, penggusuran dan aneka kriminalisasi pada rakyat semakin menyobek hati.
Dengan dalil pembangunan dan investasi, hak rakyat atas kepemilikan tanah digusur secara semena-mena. Ekonom senior Prof. Anthony Budayawan menuding cara Jokowi serupa kejahatan kolonialis.
Wajar bila rakyat Melayu terusik, sangat marah, turun ke jalan melakukan perlawanan. Gusar sebab tanah, negeri dan wilayahnya diobok-obok. Kemarahan itu menuai simpati jutaan netizen.
Ustadz Abdul Somad terpaksa bersuara keras. Ulama kharismatik berdarah Melayu tersebut menyerukan bangsa Melayu bersatu. Ihwal panggilan moral yang sama digaungkan Habib Rizieq.
Kedua tokoh ulama berpengaruh itu hadir di tengah rintihan dan kesedihan rakyat. Satu sikap dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mendesak Jokowi agar proyek Rempang Eco-City di Batam dicabut.
Tapi lucunya Jokowi dan pembantunya terkesan ngeyel. Tidak punya hati nurani. Sangat ngotot membela bobroknya kebijakan yang telah dibuat. Ihwal itu membuat rakyat tambah gusar.
Kasus Rempang satu dari aneka problem krusial kepemilikkan tanah rakyat di negeri ini. Ironinya telah memposisikan rezim Jokowi sebagai bulldozer ganas untuk melayani kepentingan oligarki.
Hentikan praktek ketidakadilan terhadap rakyat!