Mahasiswa Sang Revolusioner

Professor emeritus Shoshana Zuboof dari Harvard University dalam bukunya “The age of Surveillance Capitalism”, 2019, justru mengatakan era  ini ditandai dengan “the unprecedented”, sesuatu yang tidak disangka-sangka muncul.

Jadi memang sejarah di masa lalu tidak harus terjadi dalam skenario yang sama di masa kini. Gerakan mahasiwa saat ini mampu datang dengan cepat menguasai ruang publik. Itu fakta.

Memang dari segi tema, spektrum tuntutan terkesan bervariasi. Namun, sasaran  mereka sebenarnya jelas, melawan pada pusat/elite kekuasaan zalim. Dalam hal ini sementara adalah DPR RI, yang dianggapnya melumpuhkan KPK, via revisi UU KPK. Triger undang-undang KPK ini adalah permulaan. Namun, teriakan revolusi sudah terjadi di beberapa daerah, seperti demo mahasiwa hari ini di Malang, dan teriakan Jokowi turun, sudah diteriakkan di Makassar.

Mahasiwa yang diduga “tidur” selama ini, lalu terkesan tiba-tiba bergerak, kemudian dicurigai adanya pihak-pihak yang menunggangi. Pada saat bersamaan, Moeldoko, Ketua KSP mengeluarkan pernyataan bahwa ada upaya kelompok-kelompok tertentu menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober mendatang.