Dahlan Iskan: Lois Cekal

“Lalu saya mengerahkan anak-anak untuk mencari nomor telepon dr Lois,” ujar Babeh Aldo. “Saya cari-cari juga lewat Twitter. Saya beri judul yang agak bombastis: gua cari lu!” ujarnya.

Akhirnya Aldo mendapat nomor WA dr Lois dari netizen. “Saya WA tidak jawab. Saya telepon juga tidak diangkat,” ujar Aldo.

Jumat malam lalu Aldo baru bisa kontak. Tapi, kata Aldo, Lois masih sibuk menerima pasien Covid. Lois baru bisa podcast Sabtu sore. Pukul 13.30. Selama 30 menit.

Pukul 15.00 podcast itu diunggah ke YouTube. Hanya berumur lima jam. Pukul 20.00 dicabut oleh YouTube.

Aldo lantas menerima email dari YouTube. Bunyinya:

“YouTube doesn’t allow content that explicitly disputes the efficacy of local health authorities’ or World Health Organization (WHO) guidance on social distancing and self isolation that may lead people to act against that guidance.”

Di podcast tersebut dr Lois memang jelas anti-mainstream. Dia menyebut yang membuat orang meninggal justru banyaknya obat yang diberikan kepada pasien Covid-19. Saturasi turun pun akibat obat.

Aldo sendiri dalam podcast tersebut menyatakan sikap setuju dengan pendapat dr Lois.

Yang lebih seru sebenarnya di Instagram dr Lois. Dia jawab semua serangan padanya. Terutama serangan dari para dokter. “Hanya orang yang IQ-nya di atas 200 yang bisa mengerti dan menerima penjelasan saya,” tulisnya di Instagram.

Lois tampak jengkel atas serangan dr Tirta di medsos. Lois tidak akan mau melayani dr Tirta. Yang dia anggap bukan kelasnya.