Eramuslim.com -Mantan Komandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut ke 12, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Suharto antusias bila diajak diskusi bertema kebanggsaan. “Ideologi kita sangat rapuh. Semua sudah menuju kepada liberalisme,” ujar sosok yang dianggap banyak kalangan berjasa meredam meluasnya kerusuhan massa saat pergolakan reformasi 1998 ini.
Suharto berpendapat, membahas konstalasi politik dan hubungan internasional, Indonesia harus mempertimbangkan tiga unsur, yaitu Geostrategi, Geopolitik dan Geologistik (Geoekonomi). Menurutnya, ketiga unsur itu bisa membuat suatu konstruksi dari perkembangan lingkungan strategik, baik di regional maupun di nasional. “Atas dasar itu baru kita mengetahui strategi seperti apa taktik kita, utamanya dalam menghadapi ancaman,” jelasnya.
Namun Suharto menyayangkan ketiga unsur penting itu tidak muncul saat berlangsungnya debat presiden. Kegilasahan itu membuat Suharto kemudian menayakan langsung kepada Prabowo, kenapa tidak kupas ketiga unsur itu. “Apa jawaban Prabowo?. Mas, (alasan) saya tidak mengupas Geostrategi, Geopolitik dan Geologistik bukan apa-apa, rakyat di daerah tidak mengerti kalau saya bicara geopolitik. Rakyat tidak mengerti kalau saya bicara geostrategi dan lain-lain. Jadi saya berusaha untuk mendekatkan dengan bahasa rakyat.”