Kerusuhan politik yang sedang berlangsung di Mesir dan kudeta atas Presiden Mohamed Mursi oleh militer hari Rabu lalu telah memicu reaksi beragam di seluruh Timur Tengah.
Para pengamat mengatakan reaksi bervariasi secara signifikan menunjukkan bahwa pergulatan antara kekuatan politik di wilayah tersebut masih terus berlanjut. Pada saat yang sama, mereka mengatakan, gejolak di Mesir akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara regional lainnya secara keseluruhan.
SYRIA: Memiliki kesempatan untuk bernafas
Suriah pada hari Kamis menyambut penggulingan Mursi, Analis mengatakan bahwa Mesir menyaksikan “Pembalikan bersejarah yang mendalam” yang mencerminkan kondisi rakyat Mesir yang masih sebagiannya berpegang teguh hanya kepada nasionalisme Arabisme dan menolak nilai nilai Islam dalam isu-isu nasional mereka.
Pemerintahan Mursi termasuk pimpinan Negara -negara yang mendukung perubahan rezim di Suriah. Para pengamat mengatakan saat ini pergolakan di Mesir pasti akan berdampak terkurangnya tekanan eksternal untuk rezim Syiah Suriah.
Bulan lalu, Mursi mengumumkan ia akan memutuskan hubungan dengan rezim Suriah, termasuk hubungan diplomatik antara kedua negara. Informasi yang didapat ternyata pemerintahan sementara Mesir yang didukung militer ini telah membuka kembali kedutaan Suriah di Mesir tiga hari setelah Mursi digulingkan.
TURKI: Hubungan dengan Mesir akan terancam
Setelah penggulingan Morsi, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan tiga jam pada hari Kamisnya untuk menilai perkembangan di Mesir. Dia juga berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, menekankan bahwa penggulingan presiden yang terpilih tidak dapat diterima.
Dianggap sebagai sekutu kuat Erdogan, Mursi dan Ikhwanul Muslimin menjalin hubungan erat dengan pemerintah Turki. Erdogan dan Mursi berbagi pandangan yang sama mengenai isu-isu regional, termasuk menengahi konflik Palestina-Israel tahun lalu dan menuntut penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Analis percaya bahwa pemecatan Mursi itu menimbulkan ketidakpastian hubungan Turki-Mesir. Hubungan antara kedua negara akan mengalami kerusakan jika Ankara tidak mengakui pemerintah Mesir baru yang didukung oleh militer.
HAMAS: kondisi dilematis di antara Mesir dan Israel
Gerakan Hamas, merujuk dirinya sebagai sebuah cabang dari gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir, telah diuntungkan dari pergolakan politik yang mengguncang Asia Barat dan Afrika Utara dalam dua tahun terakhir, dimana ikhwanul Muslimin sebagai induk gerakannya menguasai peta perpolitikan pasca pemberontakan musim semi Arab.
Namun, Hamas, yang menguasai Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir, sangat dipengaruhi oleh pergeseran kekuasaan di Negara tetangganya itu.
Mursi telah berulang kali menerima kedatangan para pemimpin Hamas di Kairo selama satu tahun terakhir, dan membuka gerbang Rafah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza.
Tetapi pada awal bulan ini, setelah kudeta, pasukan keamanan Mesir memperketat perbatasan dan menghancurkan terowongan-terowongan yang menuju Gaza atau sebaliknya , dan pihak Militer juga menutup perbatasan Rafah.
Para analis mengatakan perubahan yang sedang berlangsung di Mesir ini tidak akan menguntungkan kepentingan Hamas atau Jalur Gaza dalam beberapa hari mendatang. (Xinhua/Dz)