Korupsi

Pendidikan Formal: Hal tersebut dilakukan karena pendidikan formal sangat membantu dalam proses ini. Sebagai contoh dalam kehidupan kampus yang menjadi kawah candradimuka kaum pemuda dalam mengembangkan diri. Ketika mereka diberi wawasan anti korupsi akan memunculkan dua kemungkinan.

Pertama, para mahasiswa akan menjadi pemimpin gerakan-gerakan anti korupsi di masyarakat. Kedua, Para Mahasiswa merupakan calon pemimpin yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan negeri ini, sehingga mereka memiliki sikap anti korupsi yang kuat.

Pendidikan Berbasis Kampung dan Keluarga: Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pendidikan anti korupsi dikalangan paling bawah yaitu kampung dan keluarga.

Harapannya dari hal ini adalah nilai-nilai anti korupsi masuk dalam setiap sendi kehidupan masyarakat secara umum.

Media: keberadaan media pada era dewasa ini cukup luar biasa dalam sendi kehidupan masyarakat. Baik media masa maupun media sosial, dengan memasukan nilai anti korupsi dalam media maka harapannya masyarakat akan mengingat tentang permasalahan koruspi disamping pemanfaatan media untuk hal lain.

Pada akhirnya, kita tak boleh berpangku tangan dan terlalu berharap pada negara, sebab bisa jadi negara tidak begitu serius untuk menyelesaikan masalah tersebut (korupsi).

Dimulai dari diri sendiri dengan menanamkan sikap-sikap kejujuran dan integritas. Budaya yang kecil yang baik akan melahirkan budaya besar yang baik pula. []

(Penulis: Fathullah Syahrul, Bendum Kaderisasi Nasional PB PMII 2021-2024 dan Dosen UIN Alauddin Makassar)