Konstalasi Pertarungan Pansus Century

Jumat sore ini, ketua dan wakil ketua pansus skandal Bank Century (BC) ditentukan. Sepintas jika dilihat dari komposisi anggota pansus, pertarungan di ketua pansus ini memang sangat memprihatinkan. Karena 30 anggota pansus tersebut 76 persennya adalah partai koalisi pemerintah. Hanya 24 persen saja yang bisa dibilang benar-benar oposisi: PDIP, Gerindra, dan Hanura.

Di atas kertas, hitung-hitungan siapa yang akan menjadi ketua dan wakil sudah bisa terlihat jelas. Walau sejak awal, Fraksi Demokrat tidak mengambil jatah ketua, tapi posisi wakil tentu tidak akan dilepas begitu saja. Dari sini, hampir bisa dipastikan kalau wakil ketua pansus kemungkinan besar dari FD.

Lalu siapa yang akan menjadi ketua? Sulit bisa mengatakan kalau yang akan jadi ketua adalah dari para inisiator, dalam hal ini F PDIP. Karena kekuatan mereka hanya 24 persen saja. Itu pun sudah gabung dengan Gerindra dan Hanura.

Menariknya, Golkar yang memang tidak jelas berada di posisi mana, justru menjagokan Idrus Markham sebagai calon ketua. Dan entah kenapa, FD pun menyambut keinginan Golkar itu sebagai kompromi yang sepertinya sudah mereka persiapkan. Kalau ini yang akan terjadi, maka ketua pansus kemungkinan besar dipegang oleh Golkar dalam hal ini Idrus Markham dan wakilnya dari Demokrat.

Lain halnya kalau pertarungan pemilihan pimpinan pansus ini menjadi liar alias di luar kendali fraksi. Atau, adanya perubahan sikap dari fraksi yang tergabung dalam koalisi pemerintah. Maka, hitung-hitungan di atas kertas kemungkinan akan berubah. Tapi, kemungkinan ini agak kecil karena Demokrat tidak akan menyia-nyiakan peluang pansus ini dalam kendali mereka.

Karena dari peran pimpinan inilah, nantinya pansus akan berjalan ke arah mana. Apakah berjalan cepat dan tajam, biasa dan datar, atau tidak akan menghasilkan apa pun kecuali konflik retorika dalam dinamika rapat-rapat mereka.

Waktu yang tidak efektif

Selain soal pimpinan pansus yang menjadi krusial kalau tidak mau dibilang pesimis, jadwal kerja pansus tergolong waktu yang tidak efektif. Mereka hanya punya waktu 60 hari terhitung sejak dibentuk pada sidang paripurna DPR hari ini, tanggal 4 Desember 2009.

Dalam waktu itu, separuhnya sudah masuk jadwal reses DPR yang dimulai besok hingga awal Januari mendatang. Ini artinya, pansus direpotkan dengan kesepakatan-kesepakatan baru soal jadwal kerja di masa reses. Apakah pansus akan jalan terus dalam masa reses ini, atau ikut istirahat. Inilah persoalan kedua yang tampaknya tidak mudah untuk mencapai kompromi dalam jadwal kerja mereka.

Kontrol publik dan media massa

Inilah mungkin pengawasan terakhir yang bisa mempengaruhi kinerja pansus yang di atas kertas cukup memprihatinkan. Skandal Bank Century sudah dipahami publik punya kaitan kuat dengan kriminalisasi KPK yang mengorbankan para pimpinanannya. Tidak main-main, hal ini merupakan bentuk kongkrit dari kekuatan-kekuatan dalam pemerintahan yang ingin melawan pemberantasan korupsi.

Ada dua komponen besar dalam kekuatan publik yang bisa memainkan pertarungan di luar arena pansus, yaitu mahasiswa dan LSM. Sinergi mereka sangat diharapkan masyarakat banyak agar pengawalan bisa berpengaruh pada kinerja pansus.

Begitupun dengan peran media massa. Kemungkinan-kemungkinan adanya pengalihan peran media massa ke hal lain mungkin saja terjadi. Hal ini karena media pun tidak luput dalam kepentingan-kepentingan bisnis yang sulit dipisahkan dari kerja mereka. Artinya, kemungkinan tawar-menawar antara politisi dengan pemodal media terkait bisa berpengaruh pada opini publik yang muncul dalam skandal Bank Century.

Apakah nantinya pansus skandal Bank Century ini akan mengungkap pemain kakap yang sudah menggelapkan uang negara sebesar 6,7 trilyun? Inilah PR tersendiri yang harus tetap menjadi sorotan dua bulan ke depan. mnh