Konferensi Pers: Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional

 


Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.

Advokat, Aktivis Islam

Sore ini (Kamis, 16/11) penulis menghadiri undangan Konferensi Pers Ijtima’ Ulama & Tokoh Nasional, yang mengambil tema “Menyatukan Arah Perjuangan Umat Islam Menuju Pembaharuan Indonesia Yang Lebih Baik”. Dalam konpers ini, nampak hadir KH Slamet Ma’arif, KH Muhyidin Junaidi, KH Sobri Lubis, Habib Muhammad Bin Husein Alatas, Ust U’us Sholahuddin, KH Muhammad Abdul Syukur, dan beberapa panitia Ijtima’ lainnya.

KH Slamet Ma’arif membuka, dengan menyampaikan struktur kepanitiaan Ijtima’ Ulama & Tokoh Nasional. Selanjutnya, pembacaan rilis oleh Habib Muhammad Bin Husein Alatas.

Agenda Ijtima’ akan dilaksanakan pada Sabtu, 18 November 2023, mulai pukul 08.00 WIB, di Majelis Adz Dzikra, Sentul, Bogor. Selanjutnya, sejumlah agenda Ijtima’ akan dibahas, diantaranya: Penanggulangan LGBT, sikap atas kebiadaban Israel terhadap Palestina, rekomendasi kualifikasi kepemimpinan nasional, rekomendasi sikap atas agenda kepemimpinan nasional, dan keputusan lainnya yang dibutuhkan.

KH Muhyidin Junaidi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Ijtima’ Ulama tahun 2023 akan dihadiri oleh sekitar 800 peserta, terdiri dari para ulama, habaib, tokoh masyarakat, akan berlangsung selama sehari penuh. Ijtima’ Ulama kali ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

Ijtima’ Ulama akan menyampaikan pandangan terkait permasalahan yang dihadapi Umat baik di Indonesia maupun secara internasional. Masalah LGBT disoroti sebagai masalah pendangkalan akidah dan dekadensi moral.

Menurut KH Muhyidin, penyebaran virus LGBT meracuni umat dengan pendekatan Social, Legal dan Politic. Hal ini perlu dicermati dan diantisipasi oleh umat.

Pada aspek politik, sorotan kontestasi politik Pilpres 2024 juga menjadi sorotan. Kebaikan masyarakat sangat tergantung pada kebaikan pemimpinnya. Dalam konteks itulah, Ijtima’ Ulama menjadi penting untuk dilakukan agar dapat menjadi referensi dan rujukan bagi umat untuk melakukan agenda perbaikan.

Dalam sesi tanya jawab, ada sejumlah perwakilan media menanyakan kaitan agenda Ijtima’ ini dengan Pilpres. Siapa tokoh nasional yang diundang, apakah mengarah pada dukungan capres tertentu, apakah 3 capres yang ada saat ini diundang, dan bagaimana rekomendasi Ijtima’ dijalankan agar tak seperti tahun 2019 lalu.

Habib Muhammad menjawab bahwa Capres yang diundang adalah Anies Rasyid Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar. Sementara, Capres lainnya (Prabowo dan Ganjar) tidak diundang hadir.

Dalam agenda Ijtima’ ini, Capres Anies Baswedan dan Cak Imin diberi waktu untuk menyampaikan pandangannya, untuk dinilai oleh peserta Ijtima’.

Untuk tokoh yang diundang, dijelaskan oleh Ustadz Uus. Nama memang masih menunggu konfirmasi lebih lanjut, dan bisa dilihat nanti saat acara. Yang jelas, tokoh tersebut bukan pengurus Parpol.

Mengenai bagaimana jika Capres yang didukung Ijtima’ nantinya mengulangi kejadian seperti pada Pilpres 2019, Habib Muhammad menegaskan Ijtima’ tidak akan membahas sesuatu yang belum terjadi. Keputusan apapun yang dihasilkan akan diserahkan sepenuhnya kepada peserta ijtima’.

Sejumlah Ormas yang diundang diantaranya dari FPI, GNPF, DDII, Al Washliyah, Muhammadiyah, Pengurus NU tingkat Wilayah, sejumlah Ormas dibawah naungan Muhammadiyah juga diundang. Begitu, penegasan KH Muhyidin Junaidi.

Dalam konteks kepemimpinan, Ijtima’ Ulama juga akan menyodorkan Pakta Integritas agar dijalankan. Yang paling penting, forum Ijtima’ juga akan menetapkan kriteria kepemimpinan.

Demikianlah, sejumlah poin penting dalam konferensi pers. Dari Hotel Menara Hijau, agenda ini penulis kabarkan.  (sumber: Faktakini)

Beri Komentar