Peking dan Teheran menjadi pusat kendali komunisme dan syiahisme. Komunis terang terangan anti agama, Syi’ah sembunyi di balik agama. Dua duanya menjadi pengacau agama. Negara banyak tak berdaya tapi makhluk kecil tak terlihat “tentara corona” bisa meruntuhkan dengan mudah. Melalui persahabatan semu. Corona yang bertaqiyah.
Corona suka pada China dan Iran. Mungkin dianggap sebagai negerinya sendiri yang nyaman. Kerajaan Corona bergabung dengan kekaisaran China dan Persia. Sesama kekuatan angkuh dan hegemonik.
Virus corona pantas berkembang di Qom Iran. Di samping orang berdatangan dari banyak tempat juga perilaku peziarah aneh aneh. Ada pagar makam Fatima Masumeh dicium bahkan dijilat jilat segala. Di Iran wakil Presiden, penasehat Ayatullah hingga puluhan anggota parlemen terjangkit. Rakyat lebih banyak lagi.
Perilaku seksual buruk di Iran membawa negara ini menjadi pengidap HIV/AIDS terbesar di Timur Tengah. Konsepsi ajaran syi’ah tentang “kawin kontrak” sebagai legalisasi perzinahan menjadi penyebab utama.
Rupanya unik bahwa komunis dan syi’ah telah menjadi sahabat corona. Bukan kebetulan tapi memang pelajaran.
Bangsa mesti waspada terhadap virus komunis dan syi’ah di Indonesia. Membiarkan untuk menyebar dengan merangkul berarti mati. Jika NKRI harga mati, maka tak ada pilihan selain eliminasi habis komunis dan syi’ah. (*end/glr)
Penulis: M. Rizal Fadillah