Diluar prediksi banyak analis kala itu, ternyata di peperangan kali ini, pasukan Byzantium secara mengejutkan mampu mengalahkan pasukan Persia.
Bahkan beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Byzantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang telah mereka ambil dari Byzantium (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997)
Akhirnya, “kemenangan bangsa Romawi” yang diumumkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an, secara ajaib menjadi kenyataan. Pada tahun 627 M, Pasukan Byzantium berhasil mengalahkan tentara Persia Sassaniyah dalam Perang di Niniveh ini.
Kemenangan di Niniveh ini juga merupakan keajaiban Al Qur’an, karena Al Qur’an telah menyebutkan tentang fakta geografis yang disampaikan dalam surat Ar Rum bahwa kekaisaran Romawi mampu mengalahkan Persia ditempat yang terendah.
Ungkapan “Adnal Ardli” dalam surat Ar Rum, dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berarti “rendah” dan “Ardl” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardli” berarti “tempat paling rendah di bumi”.
Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. “Laut Mati”, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.
Ini berarti bahwa Persia Sassaniyah mampu dikalahkan oleh Bizantium di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.