KIPI atau Sekadar Pendarahan Otak, Tukul Masuk Golongan yang Mana?

Arie Karimah menjelaskan, stroke itu terdiri dari 2 jenis: Iscahemic stroke dan Hemorrhagic stroke.

Iscahemic stroke: ini akibat Penyumbatan Pembuluh Darah di leher (yang menuju ke otak) atau di otak. Umumnya itu didahului dengan gejala yang disebut ministroke atau TIA (Transient Ischaemic Attack):

Muncul sebagian gejala stroke yang sangat samar, sehingga kadang sering diabaikan atau terabaikan. Ischaemic stroke ini lebih sering terjadi pada usia lanjut dan pemulihannya sangat lama, dan ini sering meninggalkan efek pelo, lumpuh sebagian/keseluruhan anggota gerak, dan kehilangan memori.

Hemorrhagic stroke: akibat Pecahnya Pembuluh Darah di Otak. Lebih sering terjadi pada mereka yang berusia muda. Muncul secara tiba-tiba, umumnya tanpa didahului dengan tanda atau gejala sama sekali.

“Dulu ketika saya masih rutin menonton TV, sebagian artis yang meninggal secara mendadak adalah akibat stroke jenis ini. Pada usia lanjut aneurysm biasanya secara “tidak sengaja” diketahui sewaktu general check up,” lanjut Arie Karimah.

Arie mengatakan, pemulihannya bisa cepat bahkan tanpa meninggalkan “bekas”, jika pertolongan dilakukan dengan segera, yang dikenal sebagai “The 3-hour window”.

Pertolongan yang benar itu diberikan dalam rentang waktu 3 jam pertama setelah munculnya gejala, ketika pendarahan belum menyebar ke area yang lebih luas, dan kematian sel-sel otak belum terjadi secara masif.

Jika lewat dari 3 jam maka kembalinya kondisi seperti semula mungkin sulit diharapkan. Penanganan biasanya dilakukan dengan cara segera menghentikan pendarahan;

Dan memberikan obat-obatan antinyeri, antihipertensi, antiudema (bengkak), antianxiety (antigelisah sekaligus berfungsi sebagai relaksan otot), dan antikejang.