Khozinudin: Lima Ciri Ngawur Radikal Ala BNPT

*Ketiga,* BNPT menyebut penceramah radikal adalah yang menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintah yang sah dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian dan sebaran hoaks.

Ajaran Islam yang terpenting itu adalah dakwah. Dakwah meluruskan penguasa, itu tanda cintanya rakyat kepada penguasa.

lalu, apa dasarnya menjadikan dakwah amar makruf nahi mungkar kepada penguasa sebagai ciri radikal, dituduh anti pemerintah ? Partai oposisi itu biasa menentang pemerintah. Sebenarnya, yang radikal itu umat Islam atau BNPT ?

Sejak Islam dibawa Rasulullah Saw, hingga hari kiamat, kewajiban dakwah tidak pernah hapus. Mendakwahi penguasa bukan konfirmasi kebencian, tapi tanda cinta yakni ingin menyelamatkan penguasa dari kezaliman dan siksa api neraka yang pedih. Begitu filosofinya.

*Keempat,* BNPT menyebut penceramah radikal adalah yang memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman.

Kalau itu terkait ibadah, umat Islam memang ekslusif. Umat Islam tidak mau mencampuri ibadah agama lain, dan tidak mau pula agama lain ikut ibadah umat Islam.

Umat Islam ibadah di masjid, tidak menggangu yang ke gereja atau ke wihara. Tapi umat Islam, juga ogah ke gereja dengan dalih pluralisme.

Hal yang seperti ini dilandaskan pada pandangan ‘LAKUM DINUKUM WALIYADIN’. Nah kalo yang begini radikal, apa umat Islam disuruh Yasinan ke Gereja ? Ikut ibadah di Gereja ? Tidak ! Umat Islam eksklusif dalam urusan ini, sebagaimana agama lain juga menerapkan hal yang sama.