Presiden Suriah Bashar Al Assad telah secara terbuka mengancam Yordania. Dia menuduh ratusan pemberontak pro barat bersenjata telah diduga dilatih AS untuk memasuki Suriah melalui Jordan.
Mungkin hal yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa Assad mengatakan api tidak akan berhenti di perbatasan Suriah karena “seluruh dunia tahu Jordan akan sama terkena krisis seperti Suriah.”
Ini adalah ancaman langsung ke Yordania dan Barat.
Meskipun pejabat Yordania telah enggan untuk menanggapi pernyataan Assad, beberapa orang mengatakan Jordan telah mendapatkan peringatan dari Assad.
Assad dan Raja Abdullah II telah bekerjasama sejak mereka berdua berkuasa sekitar waktu yang sama 13 tahun yang lalu.
Hubungan antara Yordania dan Suriah secara historis baik , sebelum konflik dimulai di Suriah. Tapi sampai hari ini, kedua negara belum memutuskan hubungan diplomatik mereka.
Sejak pecahnya kekerasan di provinsi Daraa Suriah selatan yang berbatasan dengan Yordania Maret 2011, Assad menuduh tetangganya itu mulai turut campur atas masalah di negaranya. Percikan pemberontakan Suriah dimulai setelah 15 anak-anak sekolah menulis grafiti anti-pemerintah di dinding di Daraa, menuntut kejatuhan rezim Assad. Mereka dijebloskan ke penjara. Dan saat itulah Suriah alami pemberontakan Pasca Arab Spring.
Bukanlah Yordania yang menyuruh anak-anak untuk menulis di dinding Daraa itu. Tapi Assad selalu menyalahkan Yordania atas gejolak di Suriah selatan .
Apakah Jordan mengakuinya atau tidak atas tuduhan itu , yang jelas pejabat Yordania relatif terguncang oleh pernyataan Assad.
Tidak ada keraguan bahwa keputusan Pentagon untuk mengirim kontingen pasukan AS ke Yordania menimbulkan pertanyaan apakah pemerintahan Obama kini telah bergerak satu langkah lebih jauh untuk invasi militer di Suriah.
Sejak tahun lalu, ada banyak rumor tentang kehadiran militer asing di Yordania. Sekarang kehadiran mereka, serta rencana untuk mengirim lebih banyak pasukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Yordania, telah dikonfirmasi oleh pejabat AS dan Yordania.
Jordan katakan mereka hanya mempertahankan posisi perbatasan dan mereka tetap menolak intervensi militer di Suriah. Dan AS mengatakan tim militer di Yordania bertujuan untuk memperkuat kemampuan militer dalam menghadapi ancaman senjata kimia Suriah.
Tapi Assad berikan peringatannya di Yordania karena dia mulai merasa tidak pasti dan tidak aman tentang perbatasan Suriah-Jordan : dikarenakan Suriah telah kehilangan sebagian dari penyeberangan perbatasan resmi dengan Irak dan Turki karena telah dikuasai pemberontak pejuang Islamis. Oleh sebab itu sampai sekarang tentara Suriah bersikeras untuk menjaga dan mempertahankan perbatasan dengan Jordan: Daraa-Ramtha dan Nassib-Jaber.
Bila perlintasan perbatasan dan provinsi Daraa jatuh di tangan pemberontak , maka Assad akan kesulitan bertahan di Damaskus. Daraa dan Damaskus berjarak 90-kilometer. Mempertahankan kontrol perbatasan dengan Yordania penting untuk mencegah serangan pemberontak dengan senjata berat melalui jalan raya ke Damaskus di mana kursi kekuasaan Assad berada. Inilah sebabnya mengapa kendali perbatasan selatan di Suriah ini sangat penting untuk kelangsungan kekuasaan Assad.
Para pejabat Yordania katakan saat ini sudah berada 200 tentara AS di Yordania .
Meskipun Assad telah secara eksplisit mengancam Yordania, pengamat mengatakan ada kekawatiran Assad bisa mengaktifkan sel-sel intelijennya dalam Yordania untuk melancarkan serangan di tanah Yordania. Inilah sebabnya mengapa Jordan perlu meningkatkan keamanan di perbatasan dan di dalam negeri. Dan itu tampaknya sudah lakukan Jordan dengan meminta perlindungan AS . (Alj/Dz)