Kita sedang dalam masa susah tingkat nasional pak. Bapak-bapak di atas harus lebih peka. BPJS tidak dinaikkan tidak akan membuat bangkrut negara. Kenapa bisa? Anda bayangkan, kalau semua pengguna BPJS migrasi ke kelas 3 yang beum naik tarif, otomatis penghasilan BPJS menurun, kira-kira bangkrutkah mereka?
Orang pakai BPJS kelas berapa pun, yang membedakan hanya kamar. Tindakan dan lain-lain haknya sama. Harusnya direksi BPJS berfikir, daripada semua turun kelas, penghasilan berkurang, lebih baik tetap harga, hasil tetap. Karena BPJS sistemnya saling bantu untuk menyembuhkan rakyat. Kalau dinaikan niat suci itu akan jadi pembunuhan.
Semua orang sedang tidak punya uang hari ini. Yang punya pun akan berhemat, karena tidak tahu sampai kapan musibah internasional ini akan berlalu. ASN dan pegawai pemerintah saja yang masih tetap hidupnya, tapi pun banyak yang mengeluh tidak ada penghasilan tambahan karena program tidak jalan.
Seseran mereka yang bisa mendukung hidup stabil tiap bulan, kalau tidak mereka harus tetap hemat. Itu pegawai pemerintah, bagaimana dengan swasta-swasta yang hidup sulit dan dirumahkan?
Mari bapak-bapak dipakai nuraninya. Kalau mau menaikkan BPJS, jangan di kala rakyat sekarat. Berikan proyeksi, buat prediksi, H-1 tahun sebelumnya. Agar rakyat bersiap menguatkan daya bayarnya. Naiknya pun bertahap, maksimal 20% per dua tahun mengikuti kenaikan penghasilan. Hampir 100% kenaikan namanya pembunuhan!
Rakyat kecil tidak mampu berucap cakap membela diri. Mereka hanya bisa teriak ketika sakit. Kalau pun tidak didengar hanya bisa diam sampai menutup mata. Kita yang disekolahkan hingga pintar harus cerdas membaca perasaan rakyat.
Mohon bapak Presiden, batalkan kenaikan BPJS. Agar bapak dikenal harum, selayaknya idola bapak, Presiden Soekarno.
Bapak pasti bisa. (end)
(Penulis: Ollies Datau, Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA)