Oleh Asyari Usman
Anies Baswedan akan diganggu terus. Dia adalah musuh bersama orang-orang dan parpol-parpol busuk yang menghancurkan negara ini.
Mereka itu tidak rela Indonesia menjadi maju dan lebih baik. Tak rela peluang korupsi ditutup habis. Anies akan melakukan itu dan mampu mencapainya.
Eletabilitas Anies dipastikan tinggi. Para musuh Anies tahu itu. Mereka akan melakukan apa saja untuk mencegah Anies. Mencegah ikut pilpres dan mencegah kemenangan jika dia akhirnya bisa ikut pilpres.
Target utama mereka adalah menghalangi Anies ikut pilpres. Sebab, inilah cara yang paling aman untuk memastikan keberlanjutan cara-cara jahat mereka merampok kekayaan Indonesia.
Sekarang ini, secara kebetulan atau tidak, Anas Urbaningrum dan Moeldoko akan berupaya untuk mengambil alih Partai Demokrat (PD). Partai ini sangat krusial di Koalisi Perubahan yang terdiri dari NasDem, PKS dan Demokrat.
Anas Urbaningrum adalah mantan ketua umum Demokrat yang baru keluar dari penjara setelah menjalani hukuman 8 tahun. Diperkirakan, Anas akan menggoyang Demokrat. Secara kebetulan, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko bersama Jhoni Allen mengajukan peninjauan kembali (judicial review) atau PK ke Mahkamah Agung (MA) sehari setelah Demokrat resmi mendukung Anies.
Bagaimana persiapan Koalisi Perubahan menghadapi situasi ini? Apakah tim Anies siap kalau skenario terburuk (the worse scenario) terjadi, yaitu para hakim MA mengabulkan PK Moeldoko?
Pertama, publik percaya kubu Anies pastilah siaga penuh. Kedua, publik juga percaya bahwa mereka tahu solusinya. Ketiga, orang melihat Koalisi Perubahan itu terdiri dari para politisi dan pakar hukum senior.
Tak mungkin mereka tidak tahu cara menghadapinya. Namun, tidak ada salahnya untuk mengingatkan bahwa Moeldoko itu bagian dari penguasa negeri yang tidak rela Anies ikut pilpres, dan tak rela Anies menang kalau dia bisa ikut pilpres 2024.
Sebagai bagian dari penguasa jahat yang telah membangun sistem korup sedemikain kuat, maka yang pertama kita perlu diyakini adalah intervensi sistem korup itu untuk memenangkan PK Moeldoko. Sistem korup ini bisa melakukan apa saja.
PK Moeldoko sangat mungkin dikabulkan. Kalau dikabulkan, maka tidak ada lagi ruang untuk melakukan perlawanan hukum.
Kalau ini yang terjadi, berarti Demokrat menjadi intitas “dalam sengketa”. Kemungkinan akan ada kewajiban untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) guna memastikan keabsahan kepengurusan DPP. Bisa jadi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan ditetapkan sebagai ketua umum yang sah. Namun, terbuka pula kemungkinan orang lain –Moeldoko atau Anas Urbaningrum—yang terpilih di KLB.
Para pendukung Anies seharusnya bisa mengharapkan para senior NasDem dan PKS untuk mengantisipasi akhir dari PK Moeldoko dan kemungkinan manuver Anas Urbaningrum untuk merebut Demokrat.
Mungkin saja orang seperti Pak SBY bisa memastikan Demokrat bisa melewati turbulensi yang ada saat ini. Tapi, sekali lagi, para penguasa bejat bisa melakukan hal-hal tak terduga. Mereka sudah mengkooptasi semua instrumen hukum di negeri ini.
Karena itulah, masih cukup kuat perasaan bahwa pencapresan Anies masih belum aman. Perlu mencari satu lagi blok politik untuk menjaga kemungkinan munculnya situasi “patah sayap”.[]
24 April 2023
(Wartawan Senior Freedom News)
kepala Staf kepresidenan kok berkali2 ingin membegal parati demokrat..kok penguasa kaya gini banget